Idul Adha Tanpa
Keluarga
(Wenda Alifulloh)
Tahun ini adalah tahun kedua aku di Bandung,
Sejak pada tahun sebelumnya aku dnyatakan sebagai Mahasiswa Di Universitas
Pendidikan Indonesia. dan seperti biasa, Idul Adha tahun ini adalah idul adha
kedua aku tanpa Keluargaku yang ada di Riau Sana.
Buat kamu yang mau kisahku tahun
lalu, bisa cek disini, atau Puisi yang membuat banyak teman-temanku menangis
Ada disini.
Sejak 2 hari lalu, kampusku
sudah libur, Tapi kali ini beda. Biasanya walaupun libur aku masih bisa ngeliat
lalu lalang kehidupan mahasiswa di Kampus, tapi pada libur kali ini, Aku
benar-benar menemukan Lapangan Parkir didepan Gymnasium yang sangat amat Luas
menjadi Kosong dan benar-benar Bersih. Nggak bisa di pungkiri agak ‘sakit’ si,
siapa orang yang tidak ternyuh ketika harus Merayakan hari Raya di Rantau. Ditambah
lagi, kesulitan-kesulitan dari tahun-ketahun semakin berat.
Memang, teknologi handphone
membuat kita Mampu berkomunikasi dengan keluarga kita, sekalipun itu jauh. Aku pun
melakukan itu, tapi aku nggak munafik bahwa Hati juga turut bergetar kala suara
Bunda di seberang pulau sana menyebut nama kita dengan suara nyaris menangis.
2 bulan lalu aku bersama mereka,
dan dipenghujung kebersamaan kami aku bahkan masih terisak, nggak malu meskipun
usiaku sudah 19 tahun. Tapi mungkin naluri bungsu dan anak yang selalu dapat
kasih sayang dari keluarga membuat aku nggak Malu. Dalam percakapan malam itu,
mama menangis karena Baru saja Idul Fithri kita berkumpul namun segera aku
harus m=kembali untuk menuntut ilmu ditempat yang jauh dari keluarga. Aku sedih
juga. Bahkan aku inget banget ketika malam itu aku bilang sama mama,
“Ma.. kalau
aku boleh milih, Untuk Terus Jadi anak Kecil mama, aku lebih memilih itu. dari
pada aku harus tumbuh dewasa. Aku memilih untuk terus kecil dan selalu dalam
pelukan mama, tapi ini kehidupan yang harus aku jalani ma.. kita harus belajar
kuat,”.
Kata-kata itu nggak pernah aku
lupakan. Dan yang paling buat aku nggak kuat adalah, saat idul adha pasti mama
telepon ngomongin soal makanan, dia nangis setiap makan tanpa aku, Setiap
ngebuat makanan kesukaanku..
Ah ma, Malam ini aku baik-baik
saja ma, Bahkan aku senantiasa baik dalam baluutan doa dan kasihmu. Aku tau
malam tadi aku telah buat engkau menangis karena keadaan ini. Maafkan aku. Mama
harus percaya kalau aku mampu melakukan semua kisah yang tertulis untuk
hidupku.
Aku sayang mama. Dan terus lah sehat untuk
menyokongku, Untuk membuat Catatan kecil di Depan mataku yang berbunyi,
“PERCEPAT
STUDI, KELUARGA MENANTI DISANA!”.
_Wenda
Alifulloh, Idul Adha Tanpa Keluarga. Bandung 2013_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Budayakan Berkomentar yang Baik, Sopan, dan Ramah, Sesuai Budaya Indonesia.