Kamis, 04 April 2013

Matematika, Teman Sejati

Kamis, April 04, 2013
1

Oleh NURUL SYIFA FAUZIAH
(Mahaiswa Pendidikan Matematika, FP MIPA UPI)
MATEMATIKA. Apa sih yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata “matematika”? Angka? Sulit? Ribet? Cacing bertumpuk alias integral? Atau apa? Pernahkan ketika seseorang menyebut kata “matematika” teman-teman berpikir bahwa matematika itu adalah teman sejati yang asik dan unik? Jika teman-teman berpikir bahwa matematika itu sulit dan ribet maka mulai dari sekarang mari kita ubah mindset kita tentang itu menjadi matematika itu teman sejati yang asih dan unik. Betapa tidak? Setiap hari teman-teman pasti secara tidak sadar bertemu dengan yang namanya matematika. Ketika teman-teman pergi ke sebuah toko pasti hal yang teman-teman lakukan adalah melihat uang kemudian menghitungnya. Itu adalah matematika. Ketika teman-teman naik angkot kemudian menghitung uang dan ongkos, itu juga matematika. Ketika teman-teman menghitung lembaran kertas, itu juga matematika. Lalu alasan apa lagi yang dapat membantah bahwa matematika itu adalah teman sejati kita?

Nah, sebelum kita menjadikan matematika teman sejati lebih baik kita mengenal matematika terlebih dahulu. Apa sih sebenarnya matematika? Di situs www.wikipedia.org dituliskan bahwa matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά – mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Matematika sebagai ilmu dasar segala bidang ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting untuk kita ketahui. Oleh sebab itu, dari mulai usia pendidikan dini yang kita kenal dengan PAUD, Sekolah Dasar, sampai Perguruan Tinggi selalu melibatkan matematika pada mata pelajaran wajib atau kuliahnya. Menurut para Ilmuwan, matematika merupakan bahasa ilmu pengetahuan. Nah oleh sebab itu, jika kita ingin belajar ilmu pengetahuan maka terlebih dahulu harus mengenal matematika. Lalu apa yang harus dilakukan untuk menjadikan matematika sebagai teman sejati? Pertama hal yang harus kita lakukan adalah mengenal matematika kemudian menjadikan matematika sebagai teman, dan yang terakhir kita harus mencintai matematika. Bagaimana cara mencintai matematika sedangkan dari awal sudah tidak suka? Nah maka dari itu mengubah mindset kita terhadap matematika merupakan salah satu yang penting. Seberapa penting sih? Mari kita simak sebuah cerita.
Di sebuah perusahaan rel kereta api ada seorang pegawai, Benama Nick. Pada suatu hari semua karyawan bergegas untuk merayakan ulang tahun atasan mereka, semuanya pulang lebih awal namun pegawai bernama Nick terkunci di sebuah mobil pengangkut es yang belum sempat dibetulkan. Nick berteriak, memukul pintu dengan keras, namun semua orang di kantor sudah pergi menghadiri pesta ulang tahun atasannya sehingga tidak ada yang mendengar teriakan Nick.
Tangan Nick sudah memerah bahkan membengkak memukul pintu mobil itu, Akhirnya Nick duduk. Semakin dia berpikir semakin dia merasa takut. dalam hatinya dia  berpikir bahwa sudu di dalam mobil pengangkut es pasti di bawah 0 derajat celsius. Dia terus berpikir bahwa ia akan meninggal kedinginan di dalam mobil boks pendingin tersebut.
Keesokkan harinya, semua karyawan pun datang bekerja. Mereka  membuka pintu mobil pengangkut es tersebut dan sangat terkejut menemukan Nick yang terbaring di dalam. Ternyata Nick telah meninggal. Yang membuat mereka heran adalah, listrik mobil untuk menghidupkan mesin itu tidak dihubungkan, dalam mobil yang besar itu juga ada cukup  oksigen  untuknya,  dan yang lebih mengherankan adalah suhu dalam mobil itu hanya 28 derajat saja,  tetapi Nick meninggal kedinginan dan membeku.
Dari cerita tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mindset seseorang terhadap sesuatu sangat mempengaruhi bagaimana kehidupan mereka kedepannya dan akan seperti yang dipikirkannyalah kemungkinan besar yang akan terjadi.
Jadi mindset tentang matematika sulit, ribet, dan memusingkan itu harus segera dihilangkan dan dirubah menjadi matematika itu menyenangkan, mudah, bahkan matematika itu adalah teman sejati.
Apa sih keuntungan menjadikan matematika itu teman sejati? Apakah menjadikan kita kaya raya? Menjadikan kita banyak teman? Menjadikan kita selalu menjadi juara kelas? Atau apa? Tentu semua itu bisa didapatkan dengan atau tanpa matematika namun hal yang paling penting yang harus teman-teman tahu adalah bahwa ketika kita menjadikan matematika sebagai teman sejati maka kita dapat mencari ilmu pengetahuan lebih banyak lagi. Mengapa? Karena matematika merupakan bahasa ilmu pengetahuan. Memang benar, tanpa matematika pun teman-teman bisa mencari ilmu pengetahuan lebih banyak, namun teman-teman akan merasa bingung dengan hitungan-hitungan dan bahasa-bahasa matematika yang dimunculkan di sana. Lalu jika teman-teman berkata, matematika itu kan tidak hanya menghitung satu ditambah satu sama dengan dua? Nah hal-hal lain tentang matematika yang tentunya lebih menyenangkan akan teman-teman cari ketika teman-teman sudah menjadikan matematika sebagai teman sejati.
Jadi tunggu apa lagi? Yuk sama-sama menjadikan matematika sebagai teman sejati yang mengiringi setiap langkah mencari ilmu. Tak perlu muluk-muluk dalam menjadikan matematika sebagai teman sejati, cukup merasa bahwa matematika itu selalu hadir dalam hidup maka teman-teman akan merasa bahwa matematika memang teman sejati teman-teman. Dari hal itulah teman-teman akan ingin mengetahui lebih tentang matematika serta akan lebih mencintai matematika.

Rabu, 03 April 2013

Ada Apa Dengan Matematika?

Rabu, April 03, 2013

ainun
Oleh AINUN KARIMAH
(Mahasiswi Pendidikan Matematika 2012 FPMIPA UPI)
SOBAT, Apa yang terlintas dipikiran kalian ketika pertama kali mendengar matematika? Wah mungkin pendapat kalian seperti pelengkap gradasi warna yang utuh. Mulai dari hitam hingga putih pekat. Ya, mulai dari anggapan betapa mematikannya matematika itu hingga mengasyikkannya matematika itu. Betul? tidak ada yang perlu disalahkan diantara pendapa kita. Karena anggapan kita tentang sesuatu, yaitulah diri kita. Terlepas dari itu semua, saya ingin mengajak teman-teman untuk  mendalami lautan matematika. Tanpa perlu menyentuh airnya, cukup melihat betapa rumit sekaligus indahnya dunia di dasar laut matematika dengan kapal selam ilmu pengetahuan. Penasaran?
Matematika itu mother of scient. Tentu kalian sering mendengar slogan ini bukan? Memang benar, toh tanpa matematika, ilmu fisika tidak memiliki dasar membuat formula, ilmu kimia tidak bisa menentukan tinggi pH misalnya. Dan ilmu biologi tidak bisa menentukan jumlah populasi suatu habitat, dsb. Terlebih dari itu semua, matematika juga sebuah ungkapan bahasa. Kalau yang sudah tamat belajar kalkulus 1, pasti ga asing dengan rumus ini

terjemahannya, limit fungsi f untuk x mendekati a adalah L jika untuk setiap bilangan  epsilon lebih besar dari nol terdapat suatu bilangan epsilon lebih besar dari nol sehingga berlaku mutlak dari fungsi x dikurangi L kurang dari epsilon asalkan nol lebih kecil dari mutlak x dikurangi a kurang dari epsilon. Menarik? Matematika itu seperti misteri teka-teki penuh kode yang berharap untuk dipecahkan bukan?
Ketika saya mengikuti kuliah geometri analitik, “Semua yang ada di alam ini bisa kita gambarkan dengan matematika!” ucap dosen saya. Dengan mata yang berbinar-binar, cukup membuka cakrawala, hakikat sebuah ilmu unik yang Allah ciptakan ini. Betapa tidak? alam yang kita pijak sekarang pun, bisa kita ungkapkan dengan sebuah globe mungil atau peta datar yang pernah kita lihat sebelumnya. Tidak sebatas seperti memindahkan gas ke dalam balon globe atau sekedar kotak-kotak denah peta tanpa makna. Tapi bagaimana kita bisa menentukan letak suatu pulau dengan nilai perbandingan. Atau menentukan titik dimana kita berpijak dengan bidang cartecius. Ya! ilmu pasti ini menjawab rahasia alam.
“Ilmu matematika mengajarkan  kita bahwa sesulit apapun  masalah kita, pasti ada jalan untuk mencapai tujuan.”
Pernah mengerjakan soal E8 ini? Bagaimana cara menghitungnya?






Atau paling tidak, cukuplah menjumpai soal ini. Dikatakan  mudah, nggak juga.  Dikatakan sulit, pastinya. Tapi setelah empat tahun bekerjasama dengan intensif, 18 matematikawan terkemuka dan pakar komputer dari Amerika Serikat dan Eropa berhasil memetakan E8, salah satu struktur matematika terumit dan terbesar. Jangan mengatakan sulit dahulu sebelum mengerjakan soal matematika, tapi fokuslah untuk bagaimana memecahkan persoalannya. Jadi, sesulit apapun masalah yang kamu hadapi saat ini, pasti ada jalan keluarnya!
Apakah matematika sebatas menghitung saja? Saya katakan tidak. Awal saya menginjakkan kaki di kelas matematika, salah seorang teman saya menanyakan, “mengapa 1+1=2? Apa buktinya?” awalnya bingung bagaimana menjawabnya. Tengoklah buku analisis real. Bukunya sangat dahsyat bagi para pemula seperti saya ini. Namun setelah mengetahui bagaimana membuktikannya, pelajaran yang dapat dipetik, matematika tidak sekedar hitung menghitung belaka yang anak kecil pun juga bisa menjawab soal integral kalkulus sekali pun. Tetapi matematika mengasah kita untuk berfikir secara logis, nalar kita bekerja dan pernyataan kita pun bisa dipertanggungjawabkan. Karena anak matematika itu selalu mempunyai dalil dan hukum-hukumnya (kami menyebutnya teorema dan aksioma).
Sudah merasakan betapa indahnya matematika itu? Coba kita mengintip Al Quran yang tiada satupun yang dapat menandingi kehebatannya. Dan ternyata, dengan ilmu matematika, Al Quran terbukti sebagai kitab yang terjaga kemurniannya. Seorang matematikawan menemukan sebuah kode dalam Al Quran. Dengan mengoperasikan bacaan dan bilangan sebagai koordinat bacaan. Seperti buku Matematika Islam karya KH Fahmi Basya.Wallahu’alam.



52. Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka  yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami [546]; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang  yang beriman.

Dari ulasan-ulasan yang  telah saya paparkan, dibalik sekelumitnya matematika, ada apa dengan matematika? Ada banyak definisi untuk mengartikan ilmu unik ini. Matematika adalah suatu  bahasa berupa simbol-simbol. Matematika adalah ilmu yang mengajarkan untuk tekun dan bekerja keras untuk menuju kesatu tujuan. Dan matematika adalah ilmu yang dapat kita implementasikan di kehidupan sehari-hari maupun dapat memecahkan fenomena alam yang terjadi. Ujung dari bertambahnya ilmu kita akan matematika itu sendiri, hakikatnya kita akan menggambarkan satu sosok yang Maha Agung. Ya, menggambarkan keagunganNya dengan matematika. Hingga bertambahlah suatu keyakinan kita akan suatu prinsip. Prinsip kita layaknya memahami alam dengan aksioma, postulat dan teorema. Semoga bermanfaat dan tetap semangat!

Matematika, Seperti Neraka?

Rabu, April 03, 2013

Oleh AGUNG YUSUF SAFEI
(Mahasiswa UPI 2012, Jurusan Pendidikan Matematika, FPMIPA)
PERNAHKAH Anda mendengar atau bicara langsung bahwa matematika itu neraka? Lalu saya tanya balik kepada Anda “Memang Anda pernah lihat neraka?” Tak sedikit kalangan manusia di dunia ini yang tidak suka atau bahkan sangat membenci matematika, dengan bermiliar alasan orang berpendapat bahwa dia bukan ahli dalam bidang matematika, merasa pusing saat mendengarnya saja, atau bahkan terkena alergi ketika mengerajakan soalnya. Hal seperti itu sangat sulit untuk dimengerti, karena secara tidak langsung setiap hari kita menyelesaikan persoalan matematika. Contohnya saja ketika Anda menagih hutang pulsa kepada teman Anda yang telat bayar seminggu, lalu Anda menaikkan harga pulsa sebesar 20% dari harga asal Rp 51.000 menjadi Rp61.200. Saya yakin ketika Anda melakukan hal itu Anda suka, ahli dalam bidangnya, tidak pusing saat melakukannya, dan tidak akan terkena alergi pastinya.
Sebenarnya, jauh dalam penjuru jiwa banyak orang sudah terdapat kilauan benih ilmu matematika, namun sikap orang – orang saja yang hanya menjadikan ilmu tersebut benih bukan menjadikannya pohon yang berbuah manis dan dapat dimakan oleh siapa saja. Terkadang orang sadar akan hal itu, tapi tetap saja tidak merubah rasa semangat untuk mengubahnya menjadi pohon yang berbuah manis.
Lantas kenapa seperti itu? Hanya karena matematika itu lebih sulit daripada pelajaran yang lain? Banyak bab matematika kurang berguna dalam kehidupan sehari – hari? Atau pun yang lainnya? Semua itu terpikirkan karena banyak orang terlalu berpikir negatif terhadap matematika, banyak pengaruh dari luar yang mengajak orang – orang berpikir bahwa matematika itu rumit, susah, ataupun mengartikan bahwa MATEMATIKA itu kependekan dari MAkin TEkun MAkin TIdak KAruan. Sedikit berpikir positif terhadap matematika dan kritis terhadap pikiran dapat membuat kita bisa sadar akan hal itu. Kenapa matematika itu sulit? Kenapa banyak bab yang kurang berguna dalam kehidupa sehari – hari? Kenapa rumit? Kenapa susah? Dan kenapa MATEMATIKA itu kependekan dari MAkin TEkun MAkin TIdak KAruan?Itu semua karena kita kurang menyukai matematika. Jika kita menyukai matematika, pastinya tidak akan ada pertanyaan ke dalam diri kita hal seperti itu, atau bahkan kita akan merubah kepanjangan MATEMATIKA menjadi MAkin TEkun MAkin TIdak KAbur. Sehingga kita akan terus termotivasi dalam mengartikan semua hal tentang matematika, walaupun memang matematika itu membuat kita pusing, kita tidak akan kabur karena kita menyukainya dan berpikir positif bahwa pusing adalah akibat dari kita berpikir.
Selain itu juga, cara mengajar guru kepada siswa sangatlah berpengaruh. Masih banyak cara pengajaran yang kurang baik yang membuat siswa jenuh akan matematika. Seperti halnya menghapal rumus terlalu banyak, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi belajar matematika, ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, semua guru matematika harus berusaha memberikan penjelasan fungsi bab matematika dalam kehidupan sehari – hari , motivasi, juga pengaplikasian cara belajar. Contohnya ketika memberi pilihan mana yang salah atau yang benar dalam penjumlahan. Pernyataan pertama bisa dibuat “satu pisang ditambah satu duren sama dengan satu pisang dan satu duren” dan pernyataan kedua “satu orang pria dewasa ditambah satu orang wanita dewasa sama dengan tiga orang”. Hal ini akan lebih bisa dimengerti siswa dan pastinya dengan pengaplikasian soal sesuai usia anak didik.
Tak tersadar atau bahkan sudah membudaya bahwa biasanya orang yang pintar matematika akan dicap sebagai orang pintar meskipun orang itu tak pandai dalam pelajaran yang lain. Hal itu terjadi karena matematika adalah pelajaran yang tak banyak orang suka. Sehingga orang – orang menganggap orang itu menguasai hal yang menakjubkan, padahal pada nyatanya matematika adalah hal yang mudah.
Carl Friedrich Gauss. Seorang pakar matematika, fisika, dan astronomi itu mengatakan “matematika sebagai ratunya ilmu pengetahuan”. Bagaimana tidak, fisika dan astronomi saja berawal dari hitungan matematika yang sederhana kemudian pengaplikasian yang luar biasa sehingga tercipta lah pelajaran lain yang berawal dari matematika. Bahkan, secara tidak sadar bisa saja segala sesuatu di dunia berawal dan bisa digambarkan oleh matematika, meskipun sangat sulit dibuktikan secara langsung.
Jadi, mengapa harus berpikir matematika itu seperti neraka? Matematikalah yang membuat hidup ini mudah, matematikalah yang menjadi salah satu faktor hidup ini indah, matematikalah yang membawa kemajuan teknologi, juga matematikalah yang menjadi dasar pengetahuan. Tak terpikirkah bagaimana seandainya bila matematika tidak diciptakan? Takkan ada teknologi kemajuan, termasuk alat untuk kita membaca artikel ini. Maka, bersyukurlah akan adanya matematika, jangan menjauhinya ataupun tidak menyukainya, pelajarilah matematika maka kita akan tenggelam akan indahnya matematika, karena sebenarnya matematika selalu ada di sekitar kita.

Jika Mahasiswa Bersikap Kritis terhadap Pemerintah

Rabu, April 03, 2013

1
Oleh FALIQUL JANNAH FIRDAUSI
(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, FP MIPA UPI)
MAHASISWA itu…Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan, mahasiswa diharapkan menjadi calon-calon intelektual setelah melanjutkan belajar di perguruan. Dengan melihat mahasiswa, masyarakat akan tahu penerus-penerus bangsa ini seperti apa. Seperti kata Bapak Presiden pertama Indonesia, “Berikan aku sepuluh pemuda yang mencintai Indonesia, maka akan kugoncangkan dunia.”
Setiap tahunnya, tidak semua lulusan SMA/MA atau sederajat bisa melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi atau Perguruan Tinggi. Maka dari itu, diharapkan mahasiswa menjadi calon-calon sarjana yang lebih baik, baik dalam intelektualnya dan kemandiriannya.
Mahasiswa sebagai pengontrol masyarakat,jadi masyarakat lebih besar terpengaruhi oleh kegiatan masyarakat. Jadi intinya itu mahasiswa masih berperan aktif dalam pengaruh sosial.
Mahasiswa Kritis? Mahasiswa kritis merupakan mahasiswa yang menjadi kontrol sosial yang kritis tapi juga apatis akan hal-hal yang bersifat provokatif. Berikan pemecahan masalah pada setiap apa yang mahasiswa permasalahkan. Terkadang, mahasiswa kritis ini menanggapi suatu masalah dengan berpendapat, dan pendapat-pendapat mereka lebih sering tidak berisi.
Mahasiswa adalahpemuda yang mempunyai pola pikir kritis yang masih bersemangat dan peka terhadap hal yang ada di sekitar dan keinginan untuk merubah sangat tinggi.Tetapi, sekali lagi perubahan baik ini tergantung mahasiswa sendiri bagaimana mengaplikasikannya. (Agent dan director of change)
Mahasiswa dan Demokrasi. Dalam waktu seperempat detik kita bisa menemukan 7.400.000 wacana jika kita mengetik “demo mahasiswa” di mesin pencari online di Google. Pemuda Indonesia ini, saking kritisnya, mereka mengeluarkan pendapat tentang cara kerja pemerintah di Indonesia dari segala sisinya.
Karena suara mereka ingin mendengar, banyak mahasiswa membentuk gerakan-gerakan ini  biasanya bertujuan untuk perubahan Indonesia agar menjadi lebih baik. Gerakan-gerakan ini sudah terjadi sejak sebelum kemerdakan Indonesia.
Beberapa Sejarah Gerakan Mahasiswa
1. 1908
Mulai munculnya gerakan-gerakan perjuangan yang diikuti oleh rakyat, pemuda, pelajar, dan mahasiswa yang diawali dengan Boedi Oetomo. Boedi Oetomo merupakan wadah perjuangan diidirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya. Mulai berdirinya Boedi Oetomo ini, mulai muncullah beberapa gerakan-gerakan perjuangan yang berdasarkan aspek yang berbeda-beda.
Seperti halnya organisasi-organisasi lain seperti : Indische Partij yang melontarkan propaganda kemerdekaan Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah yang beraliran nasionalis demokratis dengan dasar agama, Indische Sociaal Democratische Vereeninging (ISDV) yang berhaluan Marxisme, menambah jumlah haluan dan cita-cita terutama ke arah politik. Hal ini di satu sisi membantu perjuangan rakyat Indonesia, tetapi di sisi lain sangat melemahkan BU karena banyak orang kemudian memandang BU terlalu lembek oleh karena hanya menuju “kemajuan yang selaras” dan terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk daerah yang berkebudayaan Jawa) meninggalkan BU. Oleh karena cita-cita dan pemandangan umum berubah ke arah politik, BU juga akhirnya terpaksa terjun ke lapangan politik.
Kehadiran Boedi Oetomo,Indische Vereeninging, dll pada masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia : generasi 1908, dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk berjuang membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.
2.
  • 1928
Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung dalam Indonesische Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali ke tanah air. Indonesische Vereeninging ini sekumpulan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda. Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat situasi politik yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama, adalah Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1924 oleh Soetomo. Kemudian disusul oleh Kelompok Studi Surabaya dan Bandung.
Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), prototipe organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada tahun 1930-an.
Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.
3. 1945
Dalam perkembangan berikutnya, dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik, terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai Bangsa Indonesia(PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Shaleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.
4.
  • 1966
Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, di antaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.
Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan ’66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan.
Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan ’66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. pada masa ini ada salah satu tokoh yang sangat idealis,yang sampai sekarang menjadi panutan bagi mahasiswa-mahasiswa yang idealis setelah masanya,dia adalah seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting pandangan idealisnya tercurahkan untuk bangsa ini.
5. 1974
Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer.
Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an, sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru
Dalam tahun 1972, mahasiswa juga telah melancarkan berbagai protes terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif yang dinilai tidak mendesak dalam pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.
Protes terus berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Gerakan mahasiswa di Jakarta meneriakan isu “ganyang korupsi” sebagai salah satu tuntutan “Tritura Baru” disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga; sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa Indonesia di Bandung sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya jabatan Asisten Pribadi Presiden.
6.1
  • 977-1978
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun disana-sini aksi protes kecil tetap ada.
7. 1
  • 990
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990 sehingga akhirnya demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Saat itu demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch ke DPR/DPRD tetap terlarang.
8.
  • 1998
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya “KKN” (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) saat 1997-1998, lewat pendudukan DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa jabatannyya. Berbagai tindakan represif menewaskan aktivis-aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini, diantaranya : Tragedi Trisakti, Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Lampung, dll. Gerakan ini terus berlanjut hingga tahun 1999.
Kejadian-Kejadian Mengerikan
1.
  • Demo IAIN Sunan Ampel
Ratusan mahasiswa yang menuntut dana praktikum dan pendampingan mahasiswa itu menghancurkan kaca dan peralatan seperti meja, vas bunga di gedung rektorat, kemudian dibakar. kejadian ini aktual dan masih banyak diperbincangkan oleh khalayak banyak.
Lihat gambar disamping. Gambar ini saya dapatkan dari detik.com. Pendemo ini memakai kopyah. Terpikir oleh kita bahwa mahasiswa ini seorang Muslim. Ditinjau dari segi agama, apakah pantas seorang muslim beringkah laku anarkis seperti ini?
2.
  • Demo Makassar
Demo mahasiswa Makassar masih sering menjadi pembicaraan saat ini. Beberapa dari dosen juga sering berkata bahwa untuk tidak menjadi mahasiswa-mahasiswa Makkasar. Sebagian warga mengecam tindakan mahasiswa-mahasiswa ini.
3. Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 terhadap mahasiswa saat demonstrasi menuntuk Bp. Soeharto turun jabatannya.  Peristiwa ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta serta puluhan lainnya luka. Empat mahasiswa ini terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.
Menyalurkan Sifat Kritis dengan Menulis
Melihat lingkungan sehari-hari di kampus ini, memang kampus ini adalah kampus paling sehat dalam  “demo” mahasiswa. Saya pernah mendengar dari beberapa mahasiswa senior yang menjadi pemateri saat LKM (Latihan Kepemimpinan Mahasiswa) bahwa jika mereka sedang demo, mereka tak pernah membakar ban, membakar bendera, merusak fasilitas kampus. Tetapi, menurut saya, terkadang mereka terkesan sok tahu tentang cara kerja pemerintah, cara kerja pejabat tinggi di Universitas ini. Dan mereka menuntut segala sisi.
Seorang mahaasiswa senior di Jurusan saat menjabat sebagai Mohnev atau Sie Keamanan di LKM Mahasiswa Baru, pernah berkata seperti ini kepada kami, mahasiswa baru saat itu, “Kalian itu tidak perlu tahu tentang cara kerja kami, panitia LKM, kami juga memiliki peraturan. Dan kami juga memiliki sejumlah peraturan yang tidak boleh dilanggar. Kami juga dihukum jika kami melanggar. Kami akan dihukum oleh atasan kami. Jadi, kalian tak perlu menghakimi kami!”
Meninjau perkataan mahasiswa senior tersebut,secara tersirat mahasiswa tersebut mengatakan bahwa kita juga tidak perlu mengetahui cara kerja pemerintahan itu seperti apa.
Mahasiswa terkadang salah menyalurkan sifat ke”kritis”annya menanggapi pemerintahan di Indonesia. Banyak dari mereka yang lebih menyukai mendemo pejabat tinggi. Padahal, ada yang lebih menarik daripada mendemo dan itu akan lebih didengar oleh petinggi itu beserta masyarakat. Yaitu dengan menulis. Dengan menulis artikel ilmiah yang berupa sindiran-sindiran tersirat untuk petinggi-petinggi itu. Disamping itu, jika artikel ilmiah tersebut sampai dimuat oleh koran nusantara, koran yang bisa dibaca oleh masyarakat seluruh Indonesia, kemungkinan besar artikel ilmiah yang berupa sindiran itu kemungkinan bisa dibaca oleh  pejabat-pejabat yang dimaksud dalam artikel tersebut.
Jika pejabat-pejabat tersebut tidak berkutik, laporkan saja kepada pihak berwajib. Jika hasilnya tetap nihil, doakan petinggi-petinggi itu agar dibuka hatinya oleh Allah. Dan bagi kita, kita sebagai pemuda-pemuda Indonesia, harus bertekad untuk mengubah Indonesia mulai dari diri kita sendiri. Jadi, saat kita menjadi pendidik atau penerus bangsa ini, kita bisa menjadi penerus yang lebih baik daripada penerus-penerus sebelumnya.

Menjelajahi Kehidupan Dengan Berpikir Matematis

Rabu, April 03, 2013


endang
Oleh ENDANG CAHYA KUSUMAH
(Mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI)

ERA globalisasi ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, setiap orang didorong untuk mampu bersaing secara global. Namun tak dapat dipungkiri Sumber Daya Manusia (SDM) lah yang menentukan eksistensi seseorang di dunia ini. Demi tercapainya tujuan meningkatkan SDM, maka pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan pendidikan di masyarakat. Sebenarnya hal ini bisa diselesaikan berdasarkan cara pemikiran yang logis dan matematik. Yah, tidak semua orang sukses adalah matematikawan, tapi setiap orang bisa sukses apabila mampu berpikir secara matematik.
Matematika berupaya memahami pola yang terjalin, baik dalam dunia nyata di sekeliling kita, maupun dalam alam pikiran kita. Meskipun bahasa matematika berlandaskan pada kaidah-kaidah tertentu yang juga perlu dipelajari, kita seharusnya mampu melintasi batas kaidah bahasa ini agar mampu mengekspresikan sesuatu dengan bahasa matematika (Schoenfeld, 1992). Kata “matematika” berasal dari bahasa Yunani Kuno μάθημα (máthēma), yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi “pengkajian matematika”. Oleh karena itu matematika merupakan ilmu hubungan sosial bukan hanya mempelajari cara berhitung, namun juga mempelajari pola-pola penyelesaian masalah (problem solving), penalaran, dan mempresentasikan masalah secara sistematik. Ternyata matematika bukanlah pelajaran yang sepatutnya ditakuti, banyak orang yang berpikir bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dimengerti dan menakutkan karena nilai evaluasi yang terkadang sangat buruk. Akan tetapi taukah anda ada hikmah dan manfaat mempelajari matematika. Objek matematika yang berupa angka atau yang dipresentasikan dengan koefisien memang begitu abstrak dan sulit untuk dipahami. Presentasi koefisien dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika ini lah yang akan mendorong pola pikir dan imajinasi seseorang berkembang.
Problematika kehidupan sangat mudah untuk diselasaikan oleh seseorang yang berpikir matematik, karena dalam matematika dikenal sebagai ilmu logika. Cabang ilmu ini mempelajari bagaimana untuk mencari suatu kebenaran dan kesetaraan masalah yang sedang dihadapi. Terkadang permasalahan seperti ini yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, tentu sangat sulit untuk menentukan kebenaran atau pun alternative yang setara untuk menyelesaikan masalah. Namun bagi seseorang yang berpikir matematik, setiap permasalahan yang sedang dihadapi hanya dipresentasikan dengan 2 (dua) huruf yaitu p dan q. Mulai dari permasalahan yang sederhana sampai permasalahan yang rumit, seorang matematik dengan sangat mudah mempresentasikannya dengan huruf p sebagai sebab-sebab atau keterangan yang ada dan q sebagai konklusi atau kesimpulan yang ingin dituju. Bisa ditulis :
p → q
dibaca “jika p sedemikian sehingga maka q”. dengan rumusan kebenaran atau yang sering dipresentasikan dengan tabel kebenaran, kita dapat dengan mudah menentukan kebenaran suatu permasalahan.
Adapun rumusan untuk p → q yaitu jika p benar dan q benar maka p → q benar.
Banyak orang beranggapan bahwa berpikir hanya sebatas imajinasi dan persepsi atas kondisi-kondisi yang dialami. Menurut M Alisuf Sabri orang yang berpikir memiliki tujuan :
  1. Melakukan kegiatan ke arah penyelesaian suatu problem atau persoalan
  2. Melakukan pemecahan persoalan dengan menggunaan pengalaman- pengalaman yang pernah ada pada diri kita
  3. Berpikir merupakan suatu akta psikis yang dinamis, dimana individu yang merupakan penggerak prosesnya
  4. Berpikir merupakan suatu kegiatan psikis yang bersifat perlambangan.
Sehingga setiap orang berpikir untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai. Adapun maksud dari berpikir matematis menurut Mason, Burton, dan Stacey (1982), adalah proses dinamis yang memperluas cakupan dan kedalaman pemahaman matematika. Berpikir matematis dapat mengendalikan emosi seseorang dalam mempelajari matematika dan menyelesaikan masalah karena berpikir matematis adalah cara berpikir terbaik untuk menyelasaikan sengketa masalah yang ada dalam kehidupan ini. Dengan berpikir matematis seseorang akan membangung kepercayaan tanpa kecemasan untuk menyelesaikan masalah, dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang sedang dikaji.
Adapun mekanisme proses berpikir matematis sama dengan proses kognisi pada umumnya, yaitu meliputi penterjemahan, mengintegrasikan, perencanaan, dan pelaksanaan. Dalam mekanisme proses berpikir matematis juga terdapat strategi untuk menyusun kerangka berpikir hingga sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Kerangka berpikir ini yang akan menjadi gerbang untuk munculnya ide dan gagasan yang baru, karena komponen penting dalam berpikir matematis adalah bagaimana seseorang bisa merefleksikan dirinya yaitu kemampuan untuk kembali dan merenungkan jalan yang sedang ditempuh. Hal ini sesuai dengan komposisi berpikir matematis menurut Mason dan kawan-kawan sebagai kegiatan procedural yang terdiri dari tiga fase yaitu  masuk (entry), menyerang (attack), dan meninjau ulang (review).Secara umum, berpikir matematis adalah kemampuan untuk berpikir secara rasional, mengkaji fenomena yang ada dan menyusunnya secara procedural matematika dan membangun kerangka berpikir sebagai kepercayaan diri menyelesaikan setiap masalah. Oleh karena itu, kita bisa menghadapi setiap permasalahan dan menjelajahi kehidupan ini dengan berpikir matematis.

Menguak Misteri Trigonometri 1

Rabu, April 03, 2013
1
Oleh EKA KHAIRUNNISA
(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika B/FPMIPA UPI/2012)
TRIGONOMETRI adalah sebuah kata yang sangat identik dengan matematika. Kata ini memang tidak banyak orang yang menyukai, sekali mendengarnya sudah membuat bulu kuduk sedikit terangkat. Namun, para ilmuwan menemukan ilmu trigonometri bukan tidak ada maksudnya, penerapan ilmu ini sangat mudah ditemui dalam kehidupan kita. Pada prinsipnya trigonometri merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan besar sudut, dimana bermanfaat untuk menghitung ketinggian suatu tempat tanpa mengukur secara langsung sehingga bersifat lebih praktis dan efisien.
Mungkin kita sudah tak asing mendengar istilah tersebut karena selalu dikaitkan pada setiap ilmu pengetahuan. Tapi, apakah kita sudah mengenal apa pengertian trigonometri? bagaimana awal kemunculannya? siapakah pencetusnya? dan untuk apakah aplikasi ilmunya? Jika belum, saya akan mengajak Anda untuk  melusuri misterinya.
1.  Pengertian Trigonometri
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu tri artinya tiga, gonomon artinya sudut dan metria yang artinya ukuran jadi. Jadi, trigonometri adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Menurut Edward J. Byng bahwa trigonometri adalah ciptaan bangsa arab. Oleh karena itu, banyak kata-kata dalam trigonometri yang menggunakan istilah dari Arab. Istilah Sinus, Cosinus dan Tangen meski bagian dari trigonometri, namun ketiganya jauh lebih tua dibandigkan istilah Trigonometri itu sendiri dalam sejarah penemuannya. Istilah Trigonometri pertama kali digunakan tahun 1595. Sedang istilah sinus, cosinus, dan tangen sudah muncul pada tahun 600-an.
Secara etimologi, arti kata sinus jauh dari isi konsepnya. “Sinus” adalah kata latin yang artinya dada. Konsep perbandingan sisi depan terhadap hipotenusa dalam segitiga, dalam bahasa sansekerta populer disebut “jiva” kemudian dalam peradaban islam berkembang menjadi “Jiba”. Karena perkembangan ucapan dalam bahasa arab menjadi “Jaib” yang secara harfiah artinya dada. Dada dalam istilah latinnya adalah “sinus” dan berkembang jadi “sine” di Inggris. Kemudian berkembang cosinus yang merupakan singkatan dari “complementary sinus”. Sedang tangen berkembang beberapa dekade kemudian, berasal dari kata latin “tangere” artinya menyentuh.

  • 2. Awal Kemunculan Trigonometri
Walaupun pada mulanya trigonometri dikaji sebagai cabang astronomi tetapi akhirnya trigonometri berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu. Perkembangan awal trigonometri disebabkan oleh keperluan penyelesaian masalah astronomi. Kemunculan trigonometri merupakan proses yang perlahan. Jika dibandingkan dengan cabang matematika lain, trigonometri berkembambang disebabkan hubungan antara pendidikan matematika terapan dengan keperluan sains dalam bidang astronomi.
3. Perkembangan dan Tokoh-tokoh Trigonometri
Trigonometri sebagai alat utama astronomi telah menjadi bidang kajian yang sangat diminati oleh ahli-ahli matematika islam sehingga trigonometri dapat berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu. Orang islam adalah orang yang pertama kali menekankan pengkajian prinsip-prinsip cahaya. Ia adalah al-Haitham, yang telah menulis risalah-risalah penting tentang topik. Al-Haitham membina bentuk awal prinsip-prinsip cahaya yang akhirnya menjadi hukum snell tentang pembiasan cahaya. Prinsip oprik al-Haitham memberi sesuatu insipirasi supaya perhatian terhadap astronomi dan trigonometri lebih diutamakan. Berikut ini beberapa nama tokoh dalam trigonometri:
a. Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh matematika besar yang pernah dilahirkan islam untuk peradaban dunia. Mungkin tak seratus tahun sekali akan lahir ke dunia orang-orang seperti beliau. Al-Khawarizmi selain terkenal dengan teori algoritmanya, beliau juga membangun teori-teori matematika lain. dalam bidang trigonometri beliau menemukan pemakaian sin, cos, tangent dan secan.
b. Al-Battani
Nama lengkap al-Battani adalah Mohammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah Al-Battani, dilahirkan di Battan Mesopotamia pada tahun 850 M dan meninggal meninggal dunia di Damsyik pada tahun 929 M. Beliau adalah putera raja Arab, juga gubernur Syria yang dianggap sebagai ahli astronomi dan ahli matematika islam yang tekemuka. Al-Battani yang bertanggung jawab memperkenalkan konsep-konsep modern, perkembangan fungsi-fungsi dan identitas trigonometri. Beliau biasanya menggunakan formula sinus dengan lebih jelas dibandingkan penjelasan dari orang Yunani.
c. Abu al-Wafa
Nama lengkapnya adalah Abu al-Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yaya Ibn Ismail al-Buzjan. Sejak kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Berkat bimbingan sejumlah ilmuwan terkemuka masa itu, tak berapa lama ia menjelma menjadi seorang pemuda yang berotak cemerlang. Dia banyak membantu para ilmuwan serta  mengembangkan teori terutama dalam bidang trigonometri. Konstruksi bangunan trigonometri versi Abu al-Wafa diakui sengat besar manfaatnya. Beliau mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 300 dengan memakai delapan desimal. Karena konstribusinya yang besar terhadap bidang trigonometri, beliau dijuluki  sebagai peletak dasar ilmu trigonomteri.
  • 4. Aplikasi Trigonometri
Trigonometri merupakan alat utama ilmu ukur segitiga. Tigonometri memiliki banyak aplikasi pada kehidupan sehari-hari, di antaranya pada bidang teknik sipil dan astronomi. Trigonometri memiliki kaitan yang sangat erat dalam kehidupan kita, baik secara langsung dan tidak langsung. Awalnya trigonometri hadir sebagai solusi atas pemecahan ukuran atas bangun datar-bangun datar sederhana, seiring berkembangnya zaman trignometri kerap digunakan dalam dunia ilmu terapan (kehidupan sehari-hari), perkembangan ilmu lain, maupun perkambangan ilmu matematika itu sendiri. Di bawah ini, saya akan mencoba memberikan contoh tentang aplikasi trigonometri dalam kehidupan sehari-hari, adapun aplikasinya adalah:
1. Aplikasi Trigononomerti Pada Ilmu Astronomi

Trigonometri sangat besar manfaatnya dalam ilmu astronomi, karena ukuran benda-benda langit tidak mungkin diukur menggunakan penggaris, pasti dihitung dengan bermain skala-skala dan sudut-sudut, sehingga dapat diestimasi ukurannya secara akurat. Rumus trigonometri sudut ganda digunakan untuk nilai-nilai ukuran sisi akibat sudut-sudut yang tidak istimewa.
2.  Aplikasi Trigonometri Para Perkembangan Ilmu Teknik Sipil 
Selain di bidang ilmu astronomi, trigonometri juga sangat erat kaitannya dengan pekerjaan seorang surveyor (ahli ilmu ukur tanah). Pengukuran tanah adalah suatu cabang ilmu alam untuk menentukan posisi ruang dimensi tiga dari suatu tempat pada permukaan bumi. Hasil pengukuran tanah yang diperleh antara lain digunakan untuk membuat peta topografi dari bumi untuk menentukan luas wilayah suatu daerah. Dalam sistem undang-undang agraria zaman sekarang, koordinat eksak batas negara adalah suatu hal yang sangat penting agar batas negara tidak bergeser, seperti yang sering diangkat di media.
Para engineer, khusunya ahli sipil, lebih khususnya lagi ahli geodesi, sangat bergantung pada seorang surveyor. Ketika seorang insinyur membuat perencanaan pembangunan suatu proyek, seperti pembangunan jalan raya, jembatan, bendungan, dan gedung bertingkat, peran surveyor sangat diperlukan. Seorang surveyor juga harus mempersiapkan untuk input data mengenai permukaan bumi dan tanah, setelah itu data diinput pada suatu sistem informasi yang diberi nama GIS (Geographical Information System). Tidak jarang pengamatan untuk menghitung kemiringan jalan raya, rel kereta api, dan jembatan menggunakan keahlian trigonometri seorang surveyor, sehingga beliau tak perlu terjun langsung ke medan-medan sulit.
Ternyata, banyak misteri-misteri trigonometri yang belum kita ketahui, sungguh  ilmu tersebut memang sangat penting pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mudah-mudahan tulisan ini membangkitkan kita sebagai mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan untuk lebih memahami ilmu tersebut serta memecahkan misteri-misteri unik yang masih ada di dalamnya. Semoga bermanfaat.

Laptop Dalam Kehidupan Mahasiswa

Rabu, April 03, 2013


1
Oleh LESTARI N SIHOMBING
(Mahasiswa Pendidikan Matematika, FPMIPA 2012)

MAHASISWA mana yang kini tak kenal dengan notebook alias laptop? Laptop adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil. Beratnya berkisar 1-3 kg, tergantung ukuran, bahan, dan spesifikasi dalam laptop tersebut. Laptop lebih bersifat sebagi komputer pribadi yang memiliki fungsi seperti komputer desktop pada umumnya. Namun, berbeda dengan komputer destop, notebook memiliki komponen pendukung yang didesain secara khusus untuk mengakomodasi sifat komputer jinjing yang portable. Sifat utama yang dimiliki oleh komponen penyusun notebook adalah ukuran yang kecil, hemat konsumsi energi, dan efisien.
Komputer jinjing alias laptop kini bukan lagi dianggap sebagai barang mewah. Di kalangan mahasiswa, laptop bahkan tak ubahnya seperti telepon genggam. Hal itu terlihat dengan semakin maraknya mahasiswa memanfaatkan si mesin canggih itu disudut-sudut ruang kampus. Apakah sekadar tren, ataukah kebutuhan?
Pasalnya, komputer jinjing itu bukan saja termasuk barang mewah tapi juga belum banyaknya mahasiswa yang melek teknologi informasi, termasuk pemanfaatan akses internet untuk kepentingan belajar. Kini, setelah kebutuhan terhadap akses internet tinggi, ditambah kian banyaknya lembaga yang menyediakan fasilitas hotspot (wi-fi), mahasiswa pun mulai sadar bahwa laptop menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hal itu terlihat misalnya dari sejumlah mahasiswa yang “nongkrong” seraya menghadapi laptop di hampir setiap sudut kampus UPI.
Memang, kini tak sulit menemukan mahasiswa yang “bermain” laptop di kampus. Dapat kita lihat misalnya di perpustakaan, kantin, teras ruang kuliah, ruang perkuliahan. Kita akan menemukan sejumlah mahasiswa yang sedang asik di depan layar laptop. Pemandangan ini mungkin memang tak banyak ditemukan pada empat atau lima tahun silam ketika para mahasiswa kuliah.
Kian murahnya gadget yang satu ini diakui turut berkontribusi memuluskan pemerataan teknologi di kalangan mahasiswa. Jika dulu harga seperangkat laptop paling murah sekitar Rp 10 juta –jumlah yang tak sedikit bagi kantong sebagian besar mahasiswa- kini satu unit laptop terbaru bisa dimiliki hanya dengan Rp 3,5 juta. Tentu saja, dibandingkan dengan tuntutan tugas perkuliahan yang padat, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir yang harus merampungkan skripsi, harga sebesar itu tak terlampau memberatkan. Mereka pun rela merogoh kocek dalam-dalam sekadar untuk menjinjing sebuah perangkat “pintar” tersebut.
Harga yang murah ditambah fasilitas yang meriah, dengan hadirnya teknologi Wi-Fi (Wireless Fidelity) yang memungkinkan mengakses internet tanpa kabel (nirkable), semakin menarik minat mahasiswa untuk memiliki sebuah laptop. Dengan laptop yang disertai Wi-Fi mahasiswa dapat mengakses internet secara Cuma-Cuma di sejumlah hotspot yang tersebar di berbagai tempat umum, termasuk di kampus. Tak heran, jika teras ruang perkuliahan yang menyediakan hotspot gratis kerap dipadati mahasiswa untuk mengakses internet.
Hampir semua fakultas kini menyediakan layanan hotspot untuk mengakses internet secara gratis. Hanya saja, tak semuanya dibuka untuk umum. Sebagian hotspot fakultas di-protect dengan password. Mahasiswa yang ingin memanfaatkannya pun harus mendaftar terebih dahulu ke penyedia jasa hotspot, dalam hal ini fakultas masing-masing.
Menjamurnya laptop dan tersedianya hotspot di kampus memang perlu disambut positif. Banyak cara positif yang bisa dilakukan mahasiswa dalam memanfaatkan laptop dan internet. Salah satunya dengan memanfaatkannya untuk selalu up to date dengan perkembangan dunia akademik, baik di dalam maupun luar negeri. Wenda, misalnya, melalui internet ia bisa memperluas cakrawalanya dengan mengunduh (download) buku, artikel, dan diktat mata kuliah yang disediakan sejumlah kampus atau lembaga riset di dalam dan luar negeri. Sebagai peminat kajian komunikasi dan media, ia sangat terbantu dengan internet. “Saya bisa memperkaya bahan bacaan dengan mengakses sejumlah website universitas, penerbit, dan lembaga riset di manca negara,” tuturnya.
Tak sulit menemukan bahan kuliah di internet. Melalui mesin pencari (search engine) Google, misalnya, kita dapat menjelajahi jutaan website yang menyediakan tema-tema yang kita butuhkan. Bahkan, kalau sabar dan ulet, Anda bisa menemukan silabus mata kuliah yang kita ambil di UPI dengan matakuliah sejenis di sejumlah universitas dunia. Dengan begitu, kita pun dapat membandingkan keduanya, sehingga bisa memperluas sumber-sumber bacaan yang mendukung.
Sementara itu, dalam Ruang Baca Tempo Edisi 31 Maret 2008 menyebutkan, melalui internet kita juga dapat berburu e-book. Sejumlah website yang menyediakan e-book untuk diunduh secara gratis antara lain: http://books.google.com, http://www.worldlibrary.net, http://www.promo.net/pg/index.html, http://www.gutenberg.net.au, http://www.mslit.com, http://www.bartleby.com, http://www.ulib.org, dan http://onlinebooks.library.upenn.edu. Memang, rata-rata buku yang bisa diunduh secara gratis adalah buku yang hak ciptanya sudah menjadi milik umum (open source). Meski demikian, kita masih bisa melihat versi percobaan (trial) buku-buku terbaru yang aksesnya cuma dibatasi hanya beberapa bab saja.
Kendati menjanjikan manfaat yang besar, sebagai produk teknologi, laptop dan internet tergantung pada penggunanya. Maka pada akhirnya, terpulang pada Anda bagaimana memaknai kian menjamurnya laptop dan bertaburnya hotspot di kampus peradaban ini. Sebagai manusia yang cerdas, seharusnya kita nggak melihat kemajuan teknologi dari kacamata ego – apalagi gengsi. Jangan memiliki sesuatu hanya demi menaikkan gengsi. Lihatlah produk teknologi sebagai alat penunjang keperluan hidup.

Matematika Itu Menyenangkan Loh!

Rabu, April 03, 2013
salsabila
Oleh A SALSABILA ISTIQLAL
(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika 2012 FPMIPA UPI)

KETIKA kita mendengar kata “matematika”, kebanyakan orang (atau mungkin hampir semuanya saya rasa) menganggapnya sebagai sesuatu yang rumit, abstrak, atau bahkan menyeramkan. Dulu pun saya paling malas jika sudah berurusan dengan mata pelajaran  yang satu ini. Saya pun tidak mengerti alasannya mengapa saya tidak menyukai matematika. Tapi setelah saya pikirkan, pandangan saya terhadap matematika itu (dan pasti sama dengan sebagian besar masyarakat umum terutama pelajar) adalah hasil pengaruh pendapat orang-orang akan matematika yang seolah sudah menjadi ciri khas mata pelajaran itu.
Sebenarnya matematika tidaklah rumit dan menyeramkan. Kita hanya perlu memandang matematika melalui sudut pandang yang berbeda. Tentu tidaklah mudah mengubah pandangan yang sudah “mendarah daging” dikalangan pelajar mengenai matematika tapi bukan berarti kita tidak bisa mengubahnya. Bisa kita ubah salah satunya dengan cara mempelajari matematika melalui hasil penerapannya. Contohnya adalah game.
Banyak matematikawan yang menciptakan game-game otak guna mengenalkan manfaat matematika dan contoh aplikasi dari tiap-tiap konsepnya. Contohnya adalah Ivan Moscovich. Ia adalah desainer game dan mainan, pencipta puzzle, seniman, dan penemu yang dikenal dan diakui secara internasional. Ia adalah penulis serial buku “MindGames” dan “The Big Book of Brain Games” yang disebut The Washington PostAn Opus… mixing math with wonder (sebuah opus… mencampurkan matematika dengan ketakjuban)”. Karena buku beliaulah saya mulai mencintai matematika dan memandangnya dengan cara yang lebih menyenangkan, yaitu game.
Beliau sangat mencintai game. Ia berpendapat bahwa game dapat mengubah cara berpikir seseorang, memandang dunia, dan mengingatkan kita bahwa kita bisa memahami konsep-konsep rumit dan abstrak dengan cara yang menyenangkan sebagai bentuk ekplorasi. Psikolog menemukan fakta bahwa anak-anak belajar mengenai dunia melalui game; maka dari itu orang dewasa pun bisa mendapat manfaat dari game. Walaupun umur kita terus bertambah, otak tak berhenti membentuk neuron dan penghubung-penghubungnya. Menurut penelitian, penting bagi kita untuk terus melatih otak kita seperti kita melatih tubuh kita agar tetap bugar. Seperti yang dikatakan oleh Nob Yoshigara,  “What jogging is to the body, thingking is to the brain. The more we do it, the better we become (manfaat dari jogging bagi tubuh, adalah manfaat berpikir bagi otak. Semakin sering kita lakukan, semakin baik kita berkembang).
Dalam bukunya yang berjudul “The Little Book of Big Brain Games: 517 Ways to Stretch, Strengthen and Grow Your Brain”, terdapat ratusan game yang mampu mengasah kemampuan matematika kita terutama logika yang terbagi menjadi beberapa bab dimana antar bab mengaplikasikan konsep yang berbeda. Berikut ini beberapa contoh kasus yang disebutkan dalam buku tersebut:
1. Halving Seven: Bisakah anda membuktikan bahwa 7 adalah setengah dari 12? (Bab 1: Thingking about PlayThinks)

salsabila 1

2. Lines and Triangles: Dengan tiga garis anda dapat membentuk satu segitiga; dengan empat garis, membentuk empat segitiga. Bisakah anda membentuk sepuluh segitiga dengan menambah dua garis lurus pada tiga garis pada gambar dibawah ini? (Bab 3: Points and Lines)

salsabila 2


3. Nine-Point Problem: Bisakah anda menghubungkan kesembilan titik dengan empat garis lurus tanpa mengangkat pensil anda (tidak terputus)? Bisakah anda memecahkan masalah ini hanya dengan menggunakan tiga garis lurus?
.    .    .
.    .    .
.    .    .

Ketiga kasus diatas memiliki tingkat kesulitan 4-6 dari 10. Jika dibandingkan dengan bentuk soal cerita dan contoh kasus yang ada di buku paket kita terlihat sangat mudah dan menarik, bukan? Lalu bagaimana dengan hasil pemecahan masalah di atas yang telah anda kerjakan? Apakah mudah atau justru sulit? Mari kita lihat pembahasannya:

1. Penulisan bilangan Romawi untuk angka 7 (VII) dapat dibuat dengan cara memotong secara horizontal bilangan Romawi untuk angka 12 (XII). Maka dari itu dapat dikatakan bahwa 7 adalah setengah dari 12. (Apakah ide ini sempat muncul di pikiran anda?)
salsabila 3

2. Ilustrasi:
salsabila 4

Keterangan:
-          Garis hitam adalah garis awal yang telah diberikan.
-          Garis coklat adalah garis yang ditambahkan.

3. Ilustrasi: Penyelesaian dengan empat garis.

salsabila 5
Keterangan:
-          Tarik garis diagonal melewati titik kanan atas, titik tengah, hingga titik kiri bawah.
-          Tarik garis horizontal dari titik kiri bawah melewati titik tengah bawah dan titik kanan bawah.
-          Tarik garis diagonal melewati titik tengah kanan dan titik tengah atas.
-          Tarik garis vertical melewati titik kiri atas, titik kiri tengah, hingga titik kiri bawah.
Untuk penyelesaian masalah menggunakan tiga garis, silakan dicoba sendiri dan jadikan tantangan anda

Nah, setelah melihat dan mencoba memecahkan beberapa contoh kasus di atas, bukankah konsep-konsep matematika menjadi dapat lebih mudah dipahami dan lebih menyenangkan?.  So, jangan pesimis bagi anda yang merasa bahwa matematika itu sulit. Anda salah! Karena matematika itu mudah dan menyenangkan. Tinggal bagaimana anda memandang permasalahannya dan seberapa besar kemauan dan usaha anda untuk mendapatkan solusinya. Saya sebagai calon pendidik matematika berharap, dengan ulasan singkat mengenai salah satu metode untuk memahami konsep-konsep matematika yaitu game, akan menjadi inspirasi bagi kita untuk mengajarkan konsep-konsep matematika dengan cara yang mudah dipahami oleh anak didik kita nanti, serumit apapun permasalahannya.

WENDA ALIFULLOH Produksi 2021