Rabu, 12 Februari 2014

CERPEN ; Kisah Diary : 'sssttt ini tentang tuanku'.

Rabu, Februari 12, 2014
Ahh, sudah pukul setengah sembilan malam pasti sebentar lagi dia akan datang dengan ekspresi dan ceritanya yang tidak penting sama sekali. yaa itu menurutku sih. Bagaimana tidak, setiap malam dia datang kepadaku bercerita tentang kisah sehari-harinya yang amat sangat membosankan untuk didengar. Kalau kau jadi aku, pasti kau pun bosan!.
Aku bisa menebak dengan jitu, mungkin malam ini dia akan bercerita tentang teman-teman baru disekolahnya yang membosankan itu, atau tentang kucing kecil di depan sekolah yang amat sangat kumal bulunya karena terciprat genangan air dilubang-lubang jalan, oh atau bisa jadi seperti dua hari yang lalu, saat ia cerita tentang kelasakannya hingga menumpahkan segelas susu yang membuatnya harus dimarahi oleh ibunya. Atau mungkin tentang si Reno, kakak kelas di sekolah itu, yang sangat dia kagumi. Ahhh benar-benar membosankan cerita-ceritanya itu.



Ya ampun !!, dia datang, oh, aku bisa mendengar dari derap langkahnya yang bergerak mendekatiku. aku bosan sekali setiap malam harus menemaninya dan mendengarkan ceritanya. Kapan ini semua akan berakhir, kapan cerita-cerita membosankan itu berhenti ia ceritakan padaku. Seandainya saja ada orang yang memberitahunya bahwa ceritanya itu membosankan, mungkin aku akan berterimakasih sekali.
ah, dari derap langkah dan suara desahan nafasnya aku bisa merasakan kalau dia sudah tepat ada dibelakangku, hufth. Sebentar lagi mungkin akan terjadi insiden kekerasan yang ia lakukan padaku, seperti hari-hari sebelumnya, pasti dia akan mengangkatku dengan cengkraman erat yang menyakitkan kulit indahku dan kemudian memutar-mutar tubuhku, sambil bersenandung ria tanpa dosa, atau bersiul-siul kecil yang amat sangat tidak indah didengar, sama sekali tidak indah!.
upss… tapi tunggu sebentar !!!, apa ini ??, kenapa tubuhku terpercik tetesan air?, hujan kah?, ah tidak! sejak tadi aku merasakan malam ini gerah, dan diluar-pun tak terdengar suara hujan atau gerimis sama sekali. Lalu tetesan apa di tubuh indahku ini, apa  dia menyemprotku karena terlalu gembira, atau saking joroknya dia meludah? Oh tubuh indahku bisa rusak kalau begini. Tapi, tapi lihatlah, ohh ada apa kah ini?

Ow.. Kenapa perasaanku malam ini tak seperti malam-malam sebelumnya ya, dia juga tak terdengar bersuara sedikitpun, hanya memang desah nafasnya terdengar sangat tidak biasa, terlalu keras untuk nafas normal. ada apa sebenarnya ini ?. wah Tetesan air ini semakin banyak, rasanya aku ingin berteriak sekuat-kuatnya pada orang yang tega membuat kulitku rusak dengan air-air ini “Hentikannnnnnn!!!!!!” aku tak ingin tubuhku rusak, ah tentu suaraku tak terdengar olehnya, dia sama sekali tak bergeming. oh suara apa lagi itu?, seperti sebuah isakan. Ya, suara isakan tangis. Tapi, tidak mungkin sekali dia menangis! Sudah tiga bulan aku menemaninya dan membiarkan tubuhku dicoret-coret dengan kisah-kisahnya yang membosankan itu hingga malam ini aku hanya tersisa 2 lembar saja, tapi setelah selama itu baru kali ini dia terisak menangis dan terlihat sangat sedih, ada apa dengan tuanku hari ini, ya?.

Oh iya, aku lupa memperkenalkan dia pada kalian, namanya Gita, itu aku tahu tiga bulan lalu saat ia menuliskan ‘Zagita Afnisa Royan (Gita)’ dikolom nama yang ada di halaman awal tubuhku, dari tulisannya di kolom tanggal lahir dan sebagainya, aku tahu bahwa Gita berusia 15 tahun, dan baru masuk SMA bulan lalu.

“Selamat malam diaryku sayang, selama ini, aku nggak pernah cerita tentang mami-ku sama kamu, kan? Kamu tahu kenapa?, sebab dari hatiku sangat membenci dia  sejak tahun lalu, saat perceraian dengan ayahku. yang lebih menyakitkan buataku adalah mami dicerai ayah, karena ayah beberapa kali melihat mami seelingkuh dengan laki-laki lain. Meskipun aku nggak pernah tahu langsung, tapi kebencin itu timbul. Karenanya aku lebih memilih tinggal dengan ayah-ku, meski hanya berdua, mamiku sendiri hanya menemuiku beberapa kali dalam sebulan. Dan malam ini aku ingin cerita tentang apa yang aku alami hari ini. pagi tadi saat istirahat pertama disekolah, aku lihat kak Reno berdiri dilapangan, dengan satu kaki dan tangannya menjewer telinganya sendiri. Lalu timbul rasa penasaranku. Maka aku coba cari tahu, kenapa kak Reno bisa seperti itu…”.

Wah baru kali ini aku bisa dengan tenang dan merasa tesentuh dengan cerita tuanku ini. Sepertinya kali ini emosinya benar-benar tergugah, air matanya pun tak henti-hentinya menetes, sesekali membasai tubuhku, namun kali ini aku tidakprotes dan lebih memilih diam.

“..siangnya saat istirahat kedua, aku dengar bahwa kak Reno dihukum oleh Pak Handoko, karena tidak mengerjakan PR Matematikanya. Karena sudah tahu aku pun berniat kembali kekelas, sebelum sampai dikelasku, aku melewati lorong kecil dan ruang music yang sepi namun terbuka,  kulihat ada kak Reno sendiri didalamnya, dari depan pintu aku bisa dengar kak  Reno sedang menelepon seseorang, hatiku jealous juga sih saat disela-sela percakapan mereka kudengar kak Reno mengucap sayang-sayang, hingga aku benar-benar penasaran, dan aku cobaa buat dengerin dengan seksama. Ternyata  kak Reno habis cerita, kalau dia dihukum di  lapangan sekolah oleh pak Handoko demi cewek ditelepon itu, sebab malam tadi yang harusnya bisa digunakannya untuk mengerjakan PR, justru dihabiskan berdua dengan cewek itu, akhirnya, cewek ditelepon itu meminta maaf dan mengajaknya ketemuan siang ini sepulang sekolah. Kareena dihantui rasa penasaran aku pun bertekat utuk mengikuti Kak Reno sepulangsekolah ini.

*HARD ROOF KAFE* (Senin, 8 Juni 14:24 WITA)
Aku berhasil mengikuti kak Reno tanpa sepengetahuannya, namun sepertinya cewek ditelepon itu belum tiba disana, sebab Reno masih terlihat menunggu, sekitar sepuluh menit kemudian, Reno berdiri dari tempatnya menunggu saat sosok wanita dengan kacamata hitam menghampirinya. Mereka saling cium, dan dari gerak bibir Reno, aku bisa tahu bahwa dia bilang ‘Kok Telat Sayang’. Nggak terlalu lama mereka duduk dan ngobrol, saling canda, dan ketawa, sampai akhirnya wanita itu ngeeluarin amplop cokelat dari tasnya  dan mengeluarkan sedikit ujung isinya, yang ternyata uang untuk dihitung. Dengan senyum sumringah Reno dan wanita itu berdiri, lalu wanita itu membukakacamata hitamnyadan mengambil amplop itu untukdiserahkan ke Reno, aku bisa lihatbahwa Reno bilang ‘Mkakasih ya Sayang, aku makin cinta deh sama kamu’ dilanjutkan peluk cium mereka,, dan wanita itu bergegas balik badan hendak meninggalkan Reno, dan dengan mata yang tidak bisa aku kedipkan, aku tertegun, sepertinya aku kenal wanita itu, wanita yang tampak sangat anggun dan cantik dengankacamata hitam yang kini di tangannya….”

Oh, tidak.. siapa wanita yang telah membuat Gita tertegun, kenapa Gita bilang dia kenal wanita itu?, apa dia teman-teman Gita yang juga suka dengan Reno. Ughh jahat sekali kalau wanita itu adalah teman Gita, apa dia tidak tahu bahwa tuanku ini sangat suka dengan Reno. Lalu apa yang akan Reno lakukan setelah itu?. Aku jadi semakin penasaran, ditambah lagi suasana kamar Gita yang hening mengharu biru penuh isak dan tetes airmatanya, ayo Gita, jangan menangis, kamu harus kuat sayang, jangan menyerah dengan wanita itu, aku yakin kamu jauh lebih cantik dari dia. Dan ayo kamu selesaikan ceritanya, aku rela kamu mencoret-coret tubuhku, dan aku pun rela meskipun harus basah karena tertetesi airmatamu, Gita. aku menjadi tidak sabar sendiri menunggu kellanjutan tulisan Gita yang terhenti karena tangisannya terhadap peristiwa hari ini yang tentu akan membuat sejarah luar biasa tertulis dalam tubuhku,. Wah Gita sudah memegang pena polkadot berbulunya lagi, sepertinya ia ingin segera melanjutkan kisahnya hari ini.


“…Kamu   tahu Diary siapa Wanita itu?. Wanita yang aku kenal sudah sangat lama itu membuat aku tak yakin bahwa itu memang benar-benar dia, ditambah aku benar-benardown dengan penglihatanku dimana Reno menerima gepok uang dari wanita itu. Cowok macam apa Reno itu, aghh aku tidak ingin berburuk sangka dulu, hingga kemdudian aku memutuskan untuk melanjutkan mengikuti mereka, yang keluar dari kafe itu, saling gandeng. Tak malu Kah Reno dengan seragam SMA-nya itu? Oh mereka pergi dan melanjutkan tujuan mereka ke daerah yang sudah sangat aku hafal, dari lokasinya, tempatnya, hingga seluk beluk jalan-jalannya, benar-benar sering aku lalui beberapa kali dalam sebulan daerah ini. Setelah mereka turun dari mobil wanita itu, aku pun lebih memilih diam di taksi yang kutumpangi sambil terus mengamati dengan jeli. Dan saat itu aku menyimpulkan bahwa aku benar-benar sudah tidak salah lagi, mereka pacaran, dan terlihat mereka keluar dari mobil dengan berpelukan mesra, amat mesra namun sangat menjijikan buat aku. seorang Reno yang aku kagumi, saat itu sedang bergelayut manja menuju rumah besar itu bersama wanita yang sangat-sangat aku kenal. Dia adalah Mamiku!!. wanita yang masih menempati posisi terhormat dihatiku, meski aku membencinya sejak perceraian saat itu.
Dahulu.. aku mencoba untuk tidak peduli dan tidakmau tahu dengan urusan orangtuaku, termasuk saat ayahku bilang bahwa mamiku selingkuh yang membuatnya sakit hati dan memutuskan untuk menceraikannya, aku benar-benar tak mau tahu, dan sama sekali tak punya pikiran untuk mencari tahu siapa Pria Idaman Lain Mamiku yang telah bisa menggeser  posisi ayahku dihadapan Mamiku. semapan apakah Pria itu?, dan seperapa baik dibandingkan dengan ayahku?, aku benar-benar tak ingin tahu, saat itu. namun hari ini, tanpa aku minta, dan tanpa aku rencanakan, aku tahu bahwa pria itu adalah Reno. Kakak kelasku yang berhasil membuatku tak bisa tidur karena ketertarikanku kepadanya yang pendiam dan tampak misterius (sampai kemudian aku tahu dia benar-benar cowok paling busuk menurutku).
dan mulai hari ini juga, aku benci dan jijik dengan Kedua orang itu, aku benci dan benar-benar muak dengan mereka, terlebih mamikiu yang sangat amat menghancurkan perasaanku, menjalin hubungan dengan Laki-laki yang hanya beda dua tahun dari usiaku, sekaligus sebagai kakak kelasku, serta menempati posisi khusus dihatiku. Sejak hari ini juga Aku bertekat untuk……”

Oh Gita, kenapa ini?. Kenapa kau berhenti menulisiku, mengapa ceritamu hari ini kau gantung dikata ‘bertekat untuk…’, lalu kenapa kau justru malah menutupku?,  aku tahu kau sedih dan akan menangis lebih keras lagi, tapi aku kini rela air matamu membasahi tubuhku, benar-benar rela.
ayo lanjutkan lagi Gita, tekat apa yang kau berikan pada mamimu yang masih kau hormati dan juga Reno yang kau sayangi itu ?. Jangan membuatku menunggu dan penasaran Gita, ayo raihlah aku kembali dan buka lembaranku untuk lanjutkan ceritamu, hari ini ceritamu sangat menarik untukku. Kali ini benar-benar berbeda menurutku, ayo Gita lanjutkan lagi kisahmu itu.

Oh.. oh.. tidak Gita apa-apaan ini, kenapa kamu mengangkatku dan berjalan menuju lemari bawah tempat kardus-kardus yang berisi buku-buku dan majalah-majalah lama ?, yang aku tau disana ada emapat belas Diarymu sebelum aku. Apa yang akan kau lakukan padaku Gita?, heii kau membuangku? Kenapa Gita? Oh tidak tolong kembali angkat aku, hei hei lalu kenapa kau mengambil buku baru dari lemari diatasku! Kenapa kau menggantiku Gita?, apa salahku,!!

ah unggu dulu. Ya Ampun ternyata halaman-halaman ditubuhku sudah habis dan penuh dengan cerita-ceritanyanya, ternyata usiaku hanya tiga bulan ditangan Gita. Padahal aku masih sangat penasaran dengan tekat apa yang Gita yakini untuk mereka. Aduh Kawan, aku benar-benar tak bisa tidur, karena terus mereka-reka apa yang akan terjadi, mustahil rasanya aku bisa tahu kelanjutan kisah mengharukanmu, Gita. Lagian mengapa lembaranku harus tersisa hanya 2, padahal aku masih sangat ingin menangis untuk kisahmu Gita.

Oh, Gita apa yang kau lakukan, sayang? kau mengunciku di dalam lemari bawah ini, uh pengap sekali,
“heii kau Diary baru diluar sana yang baru saja diambil Gita, aku tunggu kelanjutan kisah Gita ya?, besok-besok saat kau masuk dalam Lemari ini kau harus ceritakan padaku..!”. teriaku.
Jebreddd!! Klik !. lemariku terkunci rapat, dan Gelap.. !!

WENDA ALIFULLOH-Siak, 05 ‎Agustus ‎2012, ‏‎20:33:09


tulislah, dan kau akan memiliki sejarah dalam hidupmu.
bertahanlah, karena sesedih apapun, yakinlah esok kau akan lebih baik
carilah Aku, dan tuliskan semuanya, setelah kau bercerita pada Khalik-mu.



WENDA ALIFULLOH Produksi 2021