Apabila teman-teman menginginkan File ini, silahkan koment dan tinggalkan e-mail. karena blog ini diseting untuk tidak bisa di Copy-Paste, terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring berjalannya waktu, pendidikan akan tetap
terus ada secara kontinu. Proses pendidikan yang pada hakikatnya adalah
mengembangkan kehidupan sebuah bangsa memiliki tantangan khusus, sebab peserta
didik bukanlah satu individu saja, atau segelintir kelompok, tetapi sebuah
bangsa yang pesertanya ratusan bahkan ribuan. Tantangan para pendidik demi
mencapai hasil yang maksimal dari keragaman model kejiwaan (psikologis) peserta
didik pun menuntut agar seorang pendidik benar-benar menjadi pendidik yang
profesional, dimana ia bisa memaksimalkan potensi setiap anak didiknya juga
mengarahkan sesuai minat dan bakat serta cita-citanya.
Pada dasarnya
pendidikan seperti eksperimen
yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di
dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari
kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan
pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala
bidang kehidupannya. Pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat,
akhir-akhir ini pendidikan diarahkan untuk menanggulangi permasalahan putus
sekolah, kenakalan anak, pengangguran dan dunia kerja. Belakangan ini orang
ramai membicarakan pembaharuan pendidikan untuk menjawab masalah-masalah yang
timbul dalam kehidupan manusia. Bahkan mereka ada yang meragukan tentang guna
dan makna pendidikan itu sendiri, biaya yang dikeluarkan sudah begitu banyak
tetapi kadang mereka tidak bekerja sesuai dengan pengalaman yang dimiliki
dengan lapangan pekerjaan yang ada.
Pendidikan
kita sekarang belum banyak memperhatikan minat dan kebutuhan anak didik.
Pendidikan kita masih banyak dipenuhi dengan
masalah-masalah kompetensi lembaga pendidikan serta pemenuhan kebutuhan dunia
kerja akan tenaga kerja. Dari kenyataan tersebut, maka sudah saatnya pendidikan lebih melayani kebutuhan dan hakikat psikologis anak didik.
Pendidikan seharusnya mempunyai kreasi-kreasi baru dengan berorientasi kepada
sifat dan hakikat anak didik. Berdasarkan uraian diatas, pengetahuan psikologis
tentang anak didik menjadi suatu hal yang sangat penting dalam pendidikan, karena
pengetahuan tentang psikologi pendidikan menjadi kebutuhan bagi para pendidik,
bahkan bagi setiap orang yang merasa dirinya seorang pendidik. Sehubungan
dengan pentingnya mengetahui tentang landasan psikologis dalam pendidikan maka
pembahasan yang dilakukan sangat perlu dibincangkan. Pendidikan selalu
melibatkan aspek kejiwaan
manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting
dalam bidang pendidikan. Sementara itu keberhasilan pendidik dalam melaksanaan
berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang seluk beluk
landasan pendidikan termasuk landasan psikologis dalam pendidikan.
Perbedaan
individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar
peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi
juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan
cita-cita bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu,
pendidik perlu memahami perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip
perkembangannya maupun arah perkembangannya. Salah satu cara untuk dapat
menghilangkan atau memperkecil permasalahan adalah berlandaskan pada teori-teori pendidikan. Dengan demikian dapat memperkecil dan
memecahkan beragam permasalahan pendidikan pada umumnya dan pembelajaran
khususnya.
Keterbedaan latar belakang keluarga, lingkungan, dan kebudayaan keluarga
membuat keberagaman psikologis peserta didik benar-benar nyata terlihat
terutama dalam kemampuan intelektual, afektifnya, dan psikomotoriknya. Sehingga dalam suatu lingkungan pendidikan
yang sama, juga dengan perlakuan yang
sama pula, hasil proses pembelajaran
akan menunjukan hasil yang tidak sama, sebab perbedaan psikologisnya tersebut.
B.
Permasalahan
Permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian Landasan Psikologi dalam pendidikan ?
2.
Bagaimanakah pentingnya landasan psikologi dalam
pendidikan ?
3.
Bagaimanakah implikasi landasan psikologi dalam
pendidikan ?
C. Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, yaitu:
1.
Memahami pengertian Landasan Psikologi dalam
pendidikan,
2.
Mengetahui bagaimanakah pentingnya landasan psikologi
dalam pendidikan, dan
3.
Menjelaskan
implikasi landasan psikologi dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Landasan Psikologi dalam pendidikan
Pengertian
psikologi, menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma
dan roh, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan atau studi. Jadi
pengertian psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa. Dengan pesatnya
perkembangan teknologi dari ilmu pengetahuan, menyebabkan banyak terjadi
perubahan
dalam bidang pendidikan. Kurikulum yang sering direvisi dalam pengembangannya,
tujuan pendidikan sering mengalami perubahan dalam perumusannya, metode belajar
mengajar sering mengalami perubahan dan pengembangan, dan sumber serta fasilitas
belajar sering mengalami penambahan.
Dari uraian
diatas dapat kita ambil makna bahwa perkembangan teknologi pada ilmu
pengetahuan dapat membuat perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan , baik
pada revisi dan pengembangan kurikulum, metode, rumusan, serta sumber dan
fasilitas belajar dapat memancing berbagai macam tanggapan apakah semua hal itu
dapat mengganggu pelaksanaan aktivitas belajar sehingga akan mengabaikan
nilai-nilai kemanusiaan peserta didik, dan akhirnya timbul kekhawatiran akan
diabaikannya psikologi dalam pendidikan.
Untuk
mengatasi kekhawatiran tersebut, maka diharapkan peserta didik dapat mempunyai
tingkat keaktifan yang tinggi, baik itu secara fisiologis maupun psikologis.
Dengan demikian psikologi tetap akan memperoleh tempat dalam dunia pendidikan.
Proses
kegiatan pendidikan melibatkan proses interaksi psikho-fisik dalam
sosio-kultural yang antropologis-filosofis-normatif. Yakni pendidikan
menyangkut interaksi kejiwaan antara pendidik dan peserta didik dalam suasana
nilai budaya suatu masyarakat (sebagai
lingkungan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan).
Berdasarkan
pengertian tersebut, landasan psikologis penddikan adalah kajian tentang
aspek-aspek psikologis yang dapat menjadi dasar pemahaman bagi calonpendidik,
untuk mengenali, menghayati, dan mengaplikasikan konsep-konsep perkembangan
psikologis dari peserta didik dalam ranga mencapai tujuan penddikan.
Salah satu aspek tujuan pendidikan
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan hanya individu atau sekelompok siswa
saja yang dicerdaskan, tapi adalah seluruh Bangsa Indonesia. Dan tugas
pengembangan kecerdasan kehidupan bangsa tidak hanya bertumpu pada keceerdasan
intelektualnya saja, namun jugaseluruh aspek kepribadian manusia yang meliputi
kecerdasan intelektual (IQ), Kecerdasan Sosial (SI), Kecerdasan Spiritual
(SpI), Kecerdasan Emosi (EI), dan lain-lainnya.
Dengan perhatian terhadap masalah
intelektual manusia.,kita dapat mempelajari dasar-dasra teori psikologi
kognitif. Guru dan pendidik tidak boleh
hanya memperhatikan aspek intelektual saja, tetapi kebutuhan-kebutuhan manusia
dalam hidupnya sangat kompleks, yang oleh A.H. Maslow dalam buku Individual and
Society, mengkategorikan menjadi lima tingkatan kebutuhan (Krech dkk. 1962;
76), yaitu :
1.
Kebutuhan
fisik, contoh: lapar, haus
2.
Kebutuhan
keamanan, contoh: kemanan, aturan
3.
Kebutuhan
memiliki dan rasa cinta, contoh: kasih sayang, mengidentifikasi
4.
Kebutuhan
penghargaan, contoh: prestasi, keberhasilan, harga diri
5.
Kebutuhan
aktualisasi diri, contoh: kebutuhan untuk menyempurnakan diri
Menurut Maslow, kebutuhan yang klebih tinggi tersebut
akan dapat terpenuhi setelah kebutuhan yang mendasar terpenuhi.
B. Pentingnya Landasan Psikologi dalam Pendidikan
Landasan
psikologi pendidikan merupakan salah satu landasan yang penting
dalam pelaksanaan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan
tugasnya sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta didik. Oleh
karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus dilakukan kepada peserta
didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda dari bayi hingga dewasa.
Keadaan anak
yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami perubahan karena
dibimbing. Kegiatan
bimbingan merupakan usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik, peserta didik dan
lingkungan. Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara
psikologis. Di dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami
perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun
pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis.
Dengan
demikian, psikologi adalah salah
satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan
merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan
adalah manusia, sedangkan
psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian
keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dalam proses
dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat
mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur
psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara efektif.
Landasan psikologi pendidikan
sangatlah penting bagi keberlangsungan proses pendidikan demi tercapainya
tujuan yang diharapkan dalam proses pendidikan tersebut, sebab keberagaman tipe
kepribadian peserta didik mengharuskan seorang pendidik menguasai dasar-dasar
(landasan) kejiwaan peserta didiknya (psikologis), sehingga dalam proses
pendidikan seorang guru atau pendidik dapat secara bijak menempatkan dirinya
dalam bersikap terhadap peserta didik.
Selain itu, dengan landasan psikologi
pendidikan seorang pendidik dapat mengarahkan peserta didik sesuai dengan kepribadian,
minat, dan cita-citanya. Sehingga dengan
landasan psikologi, jiwa seorang pendidik benar-benar dapat dirasakan oleh
peserta didiknya.
Dengan pemahaman seorang pendidik
terhadap kondisi psikologis peserta didik, maka seorang pendidik dapat menempatkan
diri terhadap batas-batas dirinya dalam campur tangan urusan seorang peserta
didik, dari lingkungan keluarganya.
Tujuan perilaku perlu ditetapkan
terlebih dahulu sebelum mengembangkan pembelajaran agar dapat dijadikan bukti
bahwa seseorang telah belajar. Tujuan perilaku ini merupakan ciri yang harus
ada dalam setiap model pengembangan pembelajaran yang merupakan salah satu
bentuk konsepsi teknologi pendidikan, yakni dapat dilakukan dengan teori belajar dalam pendidikan.
Ada
berbagai klasifikasi teori belajar yang didasarkan pada pendekatan filosofis,
dan aliran—aliran psikologi. Teori belajar yang didasarkan pada pendekatan
filosofis, diklasifikasikan menjadi 3 aliran, yaitu KOGNITIVISME, HUMANISME,
dan BEHAVIORISME.
1.
Teori
Psikologi Kognitif ( Kognitivisme)
Psikologi kognitif yang dipengaruhi oleh Kurt Lewin,
John Dewey, dan Kohler mempunyai pandangan bahwa proses belajar pada manusia
melibatkan proses pengenalan yang bersifat kognitif. Pengenalan terhadap
sesuatu secara langsung yang melibatkan logika ataupun pengalaman disebut discovery
atau penemuan. Sedangkan proses belajar yang melibatkan kognisi tingkat tinggi
disebut belajar dengan intuisi atau juga mungkin melalui wahyu. Para ahli
psikologi kognitivisme memandang bahwa perkembangan kognisi sesorang melalui
tahap perkembangan sesuai dengan bertambahnya usia individu. Jean Piaget
membagi tahap-tahap perkembangan kognisi dari usia anak dan remaja menjadi
empat tahap, yaitu:
a.
Tahap
sensorik-motorik
b.
Tahap
operasi awal
c.
Tahap
operasi konkrit
d.
Tahap
operasi formal
2.
Teori
Psikologi Humanistik
Menurut aliran humanisme bahwa perilaku manusia itu
ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal dan bukan oleh kondisi
lingkungan ataupun pengetahuannya. Tujuan pendidikan menurut kaum humanistik
adalah realisasi diri, yakni suatu kondisi dimana individu mencapai kesadaran
akan dirinya sendiri, lingkungan dan sistem nilai. Proses belajar yang
berlandaskan pada humanisme, menekankan pada pentingnya hubungan
“interpersonal”, sikap menerima murid sebagai seorang pribadi yang mempunyai
kemampuan, serta peranan guru sebagai partisipan sebagai proses belajar
bersama.
3.
Teori
Belajar Behavioristik
Aliran ini memandang bahwa perilaku manusia adalah
hasil pembentukan melalui kondisi lingkungan. Prinsip ini dikenal dengan
prinsip ”operant conditioning” yang
dikembangkan oleh Skinner.
Ada tiga hal yang mempengaruhi proses belajar
seseorang, yaitu stimulus, respon, dan akibat. Stimulus adalah sebagai cue, yaitu sesuatu yang datang dari
lingkungan yang dapat membangkitkan respon individu. Akibat adalah sesuatu yang
terjadi setelah individu merespon, baik yang sifatnya positif maupun negatif.
Adapun tujuan pendidikan menurut aliran ini adalah
berorientasi pada pengembangan kompetensi, penguasaan secara tuntas (mastery) terhadap apa-apa yang
dipelajari. Peranan guru dalam proses belajar adalah sebagai pengambil
inisiatif dan pengendali proses belajar. Proses belajar yang behavioristik
menunjukkan proses belajar setahap demi setahap secara terperinci dan
tergambarkan dalam sekuensi logis dari informasi yang disajikan.
Teori belajar yang didasarkan pada pendekatan aliran
psikologi dapat di klasifikasikan menjadi:
a.
Teori-teori
belajar disiplin mental, memandang belajar sebagai proses mendisiplinkan atau
melatih fungsi-fungsi jiwa.
b.
Teori-teori
ikatan stimulus dan respon, menyatakan bahwa belajar sebagai ikatan antara
rangsangan yang datang dari luar dan secara otomatis terjadi reaksi.
c.
Teori-teori
kognitif, memandang bahwa proses belajar adalah seabagai yang terjadi dalam
bidang kognitif, yaitu proses memahami.
d.
Teori-teori
prestasi belajar, memandang baha proses belajar mempunyai hubungan dengan
proses mengajar, yang menitik beratkan pada faktor-faktor belajar supaya
berhasil optimal.
e.
Teori-teori
belajar inovatif, memandang bahwa proses belajr pada anak dan orang dewasa
tertuju pada kemampuan untuk mengantisipasi peristiwa masa depan dalam
menyelesaikan diri pada tuntutan kehidupan masa depan yang mungkin belum pernah
ada polanya sampai sekarang.
C. Implikasi
Landasan Psikologi dalam Pendidikan
1.
Definisi dan Prinsip Perkembangan
Perkembangan
adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara
mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal.
Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami
kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu.
Kematangan
adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan
fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak dewasa akan mengalami
perubahan fisik dan mentalnya.
Sedangkan
belajar adalah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang
akan membuat individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari
tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya
seorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi
pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai
sepeda hingga menjadi bisa.
Proses
kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang,
misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki
kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan
dan belajarnya buruk.
Manusia
dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam berbagai aspek yang ada pada
manusia dan aspek-aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan. Aspek-aspek
dalam perkembangan tersebut diantaranya adalah aspek fisik, mental, emosional,
dan sosial
Semua
manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat perkembangan yang
berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan
lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan terdapat nilai-nilai universal
yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip perkembangan .
Prinsip perkembangan
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Perkembangan terjadi terus menerus hingga manusia
meninggal dunia.
b.
Kecepatan perkembangan setiap individu
berbeda-beda
c.
Semua aspek perkembangan saling berkaitan dan
berhubungan satu
sama lainnya
d.
Arah
perkembangan individu dapat diprediksi
e.
Perkembangan terjadi secara bertahap dan tiap tahapan
mempunyai
karakteristik tertentu.
2.
Pengaruh Hereditas dan
Lingkungan Terhadap Perkembangan Individu
a)
Nativisme
Teori
nativisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu dilahirkan
kedunia dengan membawa faktor-faktor turunan dari orang tuanya dan faktor
tersebut yang menjadi faktor penentu perkembangan individu.
Tokoh teori
ini adalah Schoupenhauer dan Arnold Gessel, implikasi teori nativisme terhadap
pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk mengubah
kepribadian peserta didik.
b)
Empiris
Teori
empiris adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu yang terlahir ke
dunia adalah dalam kaeadaan bersih sedangkan faktor penentu perkembangan
individu tersebut adalah lingkungan dan pengalaman. Tokoh teori
ini adalah John Lock dan J.B. Watson
Implikasinya
teori empirisme terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan
sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.
c)
Konvergensi
Teori
konvergensi adalah teori yang berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan
oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan serta pengalaman, atau dengan kata
lain teori ini adalah gabungan dari teori empiris dan teori konvergensi. Tokoh teori
ini adalah Wiliam Stern dan Robert J Havighurst.
Implikasi
teori konvergensi terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan kepada
pendidik untuk membentuk kepribadian individu sesuai yang diharapkan akan
tetapi tetapa memperhatikan faktor-faktor hereditas yang ada pada individu.
3.
Tahapan dan Tugas
Perkembangan Serta Implikasinya Terhadap Perlakuan Pendidik
Asumsi bahwa
anak adalah orang dewasa dalam skala kecil (anak adalah orang dewasa mini) telah
ditinggalkan orang sejak lama, sebagaimana kita maklumi bahwa masa anak-anak
adalah suatu tahap yang berbeda dengan orang dewasa. Anak menjadi dewasa
melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, social,
emosional, moral dan mentalnya. Seraya mereka berkembang, mereka mempunyai
cara-cara memahami bereaksi, dan mempresepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah
yang oleh ahli psikologi disebut tahap perkembangan.
Robert
Havighurst (dalam http://www.idonbiu.com/2009/04/teori-perkembangan-kognitif-piaget.html)
membagi perkembangan individu menjadi 4
tahap, yaitu masa bayi dan masa kanak-kanak kecil (0-6 tahun), masa
kanak-kanak (6-12 tahun), masa remaja atau adolesen (12-18 tahun), dan masa
dewasa (18- …tahun), selain itu havighurst mendeskripsikan tugas-tugas
perkembangan (development
task) yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut :
1) Tugas perkembangan Masa Bayi dan
Kanak-kanak kecil ( 0-6 tahun )
1. Belajar
berjalan
2. Belajar
makan makanan yang padat
3. Belajar
berbicara/berkata-kata
4. Belajar
mengontrol pembuangan kotoran tubuh
5. Belajar
tentang perbedaan kelamin dan kesopanan / kelakuan yang sesuai dengan jenis
kelaminnya
6. Mencapai
stabilitas fisiologis / jasmaniah
7.
Pembentukan konsep sederhana tentang kenyataan social dan kenyataan fisik
8. Belajar
berhubungan diri secara emosional dengan orang tua saudara dan orang lain
9. Belajar
membedakan yang benar dan yang salah dan pengembangan kesadaran diri / kata
hati
2) Tugas perkembangan masa kanak-kanak (
6-12 tahun ):
1. Belajar keterampilan
fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari
2.
Pembentukan kesatuan sikap terhadap dirinya sebagai suatu organism yang tumbuh
3. Belajar
bermain dengan teman-teman lainnya
4. Belajar
memahami peranan-peranan kepriaan dan kewanitaan
5. Pengembangan
kemahiran dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
6.
Pengembangan konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari
7.
Pengembangan kesadaran diri moralitas, dan suatu skala nilai-nilai
8.
Pengembangan kebebasan pribadi
9.
Pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok social dan lembaga
3) Tugas perkembangan masa Remaja /
Adolesen ( 12-18 ):
1. Mencapai peranan social dan hubungan
yang lebih matang sebagai laki-laki / perempuan serta kebebasan
emosional orang tua
2. Memperoleh
jaminan kebebasan ekonomi dengan memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu
pekerjaan
3.
Mempersiapkan diri untuk keluarga
4. Mengembangkan
kecakapan intelektual serta tingkah laku yang bertanggung jawab dalam
masyarakat
4) Tugas perkembangan pada masa Dewasa (18
– ….)
1. Masa
dewasa awal :
- Memilih
pasangan hidup dan belajar hidup bersama
- Memulai
berkeluarga
- Mulai
menduduki suatu jabatan / pekerjaan
2. Masa dewasa tengah umur :
- Mencapai
tanggung jawab social dan warga Negara yang dewasa
- Membantu
anak belasan tahun menjadi dewasa
-
Menghubungkan diri sendiri kepada suami/isteri sebagai suatu pribadi
-
Menyesuaikan diri kepada orang tua yang semakin tua
5) Tugas perkembangan Usia Lanjut :
1.
Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani
2. Menyesuaikan
diri pada saat pension dan pendapatan yang semakin berkurang
3.
Menyesuaikan diri terhadap kematian, terutama banyak beribadah
Dari uraian
di atas, seorang pendidik dalam proses pebelajarannya harus memperhatikan tugas
perkembangan pada setiap masa perkembangan anak. Dimulai dari perencanaan
pembalajaran yang akan dilaksanakan sampai dengan penilaian akhir serta
evaluasi pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari pemahaman akan tugas
perkembangan peserta didik pada setiap masa perkembangannya.
4.
Implikasi
Perkembangan Individu terhadap perlakuan Pendidik ( Orang Dewasa ) yang
diharapkan
Sebagaimana
dikemukakan Yelon dan Weinstei (dalam http :// www.idonbiu.com/ 2009/ 04 /
teori-perkembangan-kognitif-piaget.html), implikasi perkembangan individu terhadap
perlakuan pendidik ( orang dewasa ) yang diharapkan dalam rangka membantu
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya adalah sebagai berikut :
a.
Perlakuan pendidik ( orang dewasa ) yang diharapkan bagi perkembangan peserta
didik pada masa kanak-kanak kecil :
1.
Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut
secara konsisten
2.
Menjaga keselamatan tanpa perlindungan yang berlebihan
3.
Bercakap-cakap dan memberikan respon terhadap
perkataan peserta didik
4.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
dan bereksplorasi
5.
Menghargai hal-hal yang dapat dikerjakan peserta didik
b.
Perlakuan pendidik ( orang dewasa ) yang diharapkan bagi perkembangan
peserta didik pada masa prasekolah :
1.
Memberikan tanggung jawab dan kebebasan kepada peserta
didik secara berangsur-angsur dan terus menerus
2.
Latihan harus ditekankan pada koordinasi: kecepatan,
mengarahkan keseimbangan dsb.
3.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta
didik
4.
Menyediakan benda-benda untuk diekplorasi
5.
Memberikan kesempatan untuk berinteraksi ssosial dan
kerja kelompok kecil
6.
Menggunakan program aktif, seperti ; bernyanyi dengan
bergerak, dll.
7.
Memperbanyak aktivitas berbahasa seperti bercerita,
mengklasifikasikan, diskusi masalah, dan membuat aturan-aturan.
c.
Perlakuan pendidik (orang dewasa) yang diharapkan bagi perkembangan peserta
didik pada masa kanak-kanak:
1.
Menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak; dan
menambah tanggung jawab anak.
2.
Mendorong pertemanan dengan menggunakan projek-projek
dan permainan kelompok
3.
Membangkitkan rasa ingin tahu
4.
Secara konsisten mengupayakan disiplin yang tegas dan
dapat dipahami
5.
Menghadapkan anak pada gagasan-gagasan dan
pandangan-pandangana baru
6.
Bersaama-sama menciptakan aturan dan kejujuran
7.
Memberikan contoh model hubungan social
8.
terbuka terhadap kritik
d.
Perlakuan pendidik (orang dewasa) yang diharapkan bagi perkembangan
peserta didik pada masa remaja awal :
1.
Memberikan kesempatan berolahraga secara tim dan
perorangan, tetapi tidak mengutamakan tenaga fisik yang besar.
2.
Menerima makin dewasanya peserta didik
3.
Memberikan tanggung jawab secara berangsur-angsur
4.
Mendorong kebebasan dan tanggung jawab.
e.
Perlakuan pendidik ( orang dewasa) yang diharapkan bagi perkembangan
peserta didik pada masa remaja akhir :
1.
Menghargai pandangan-pandangan pessrta didik
2.
Menerima kematangan peserta didik
3.
Memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk
berolahraga dan bekerja secara cermat
4.
Memberikan kesempatan yang luas untuk pendidikan karir
5.
Menggunakan kerjasama kelompok untuk memecahkan
masalah
6.
Bekreasi bersama dan bersa-sama menegakan berbagai
aturan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan landasan psikologis dalam pendidikan, dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Landasan Psikologi dalam pendidikan adalah suatu
landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang
kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek
pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali
dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan
untuk memudahkan proses pendidikan.
2.
Landasan psikologi pendidikan merupakan
salah satu landasan yang penting dalam pelaksanaan pendidikan karena
keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya sangat dipengaruhi oleh
pemahamannya tentang peserta didik. Oleh karena itu pendidik harus mengetahui
apa yang harus dilakukan kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan
yang berbeda dari bayi hingga dewasa
3.
Implikasi landasan psikologi dalam pendidikan
adalah:
a.
Seorang pendidik
dalam proses pebelajarannya memberikan kemungkinan untuk membentuk kepribadian
individu sesuai yang diharapkan akan tetapi tetap memperhatikan faktor-faktor
hereditas yang ada pada individu.
b.
Seorang pendidik dalam proses pebelajarannya harus
memperhatikan tugas perkembangan
pada setiap masa perkembangan anak.
B. Saran
Karena
begitu pentingnnya landasan psikologi dalam pendidikan maka seluruh calon
pendidik dan para pendidik diharapkan mampu mempelajari serta mengaplikasikan
landasan psikologi dalam pendidikan agar proses pendidikan berjalan dengan
baik.
materinya bagus nih, bang boleh minta ? buat uas besok ni?
BalasHapusemail saya sanigustianasalamm@gmail.com
mohon bantuannya :D
tolong kirim filenya ini ke email ini ya zulkarnainsinaga@gmail.com
BalasHapusterima kasih sebelumnya :)
kak mau dong materinya ini emailnya devithaputrimumthahana@gmail.com
BalasHapus