Selasa, 12 Maret 2013

Dongeng Untuk Anak Laki-lakiku..

Dongeng Untuk Anak Laki-lakiku, Kelak…
(By Wenda Alifulloh)


Suasana rumah baruku begitu nyaman, istriku sedang memasak didapur untuk makan malam kami, katanya ia memasak nasi goreng sosis udang kesukaanku untuk makan malam pertama kami di  rumah baru ini, sedangkan didepan televisi diruang keluarga ada anak laki-laki pertama kami, buah kasihku dengan wanita yang kini menjadi tulang rusukku.
“ayah.. ayah.. sini, temani  nonton TV”. Terdengar teriakan manja anakku yang baru berusia 3 tahun itu.
“iya nak, nanti ya, ayah masih kerja”. Jawabku sekenanya, hatiku gak terpelintir sebab aku telah berbohong pada anakku satu-satunya, mungkin iya tidak curiga padaku sebab posisiku memang diruang kerja dengan laptop kerjaku sedang mengetik, sempurna sekali terlihat seperti orang bekerja, namun sesungguhnya yang aku ketik sama sekali tidak ada kaitannya dengan pekerjaanku, aku mengetik kisah ku dengan Rita, kisah cinta kami yang hanya aku dan dia yang tahu, bahkan istriku kini pun tak tahu menahu tentang hal itu,
***
Saat aku masuk SMA, aku bukanlah pemuda muluk-muluk yang bergaya selangit,  aku hanya pemuda biasa yang hidup datar, dan normal selayaknya pemuda-pemuda lain pada zaman itu, 13 tahun yang lalu, didaerah Kecil di Jawa Timur. Aku sangat bersyukur dengan hidupku, terlebih aku memiliki kekasih yang sangat aku kasihi dan ia pun demikian, Rita Namanya. Kami berpacaran sejak Masuk SMA, selama pacaran Rita adalah sosok yang setia, penyabar, dan sangat dewasa menghadapiku yang terkadang cemburu membabi buta, seperti saat ada pertandingan Volly Antar sekolah dan aku terpilih sebagai pemain untuk mewakili sekolahku, tentu saja aku meminta Rita untuk ikut melihat pertandinganku. Sampai hamper setengah set pertama dia belumm muncul juga, memang tadi ia pamit akan Belajar kelompok dengan teman-temannya terlebih dahulu sebelum nonton pertandinganku ini, namun alangkah emosinya aku saat melihat ia datang dengan dibonceng motor cowok yang sama sekali tidak aku kenal, sampai selesai pertandingan aku marah dan acuh kepedanya,
“mas, mas kenapa ?”. tanyanya seusai pertandingan.
“kau bilang kau kerja kelompok ! tapi mana ? malah jalan sama cowok yang nggak jelas !”. jawabku dengan keras, sampai orang-orang disekitar kami terlihat menoleh kearah kami, mungkin karena suaraku yang terlalu keras.
“ya ampun mas, aku minta maaf kalau misalnya kamu cemburu, tapi kamu harusnya bisa tahu dan dewas sedikit, dia kan teman sekelompokku, kebetulan dia mau nonton juga, ya nggak ada salahnya aku ikut sama dia, yang ada kalau aku nggak ikut dia, mungkin aku nyampainyya nggak secepet itu, emang mau ?”. jawabnya dengan lembut..
“ya, memangnya harus sama dia apa !?”. kataku tak mau kalah.
“ya sudahlah mas, aku minta maaf kalau begitu, yang jelas aku nggak ada apa-apa dengan dia. Dan aku berterimakasih ada dia, karena jadi lebih cepet nyampai untuk lihat pertandingan Masku yang sukanya marah-marah ini”. Jawabnya dengan nada manja yang langsung meluruhkan amarahku.
“kalau gitu jangan buat lagi lain waktu, ya ?” kataku melemah.
“siap boss, tapi kalau kepepet nggak papa kan ?”. jawabnya penuh canda.
Hal-hal kecil seperti itulah yang membuat aku benar-benarv sangat mencintai Rita, dan sangat mempercayainya dalam hal apapun, sebab faktanya memang ia tidak pernah menduakanku meskipun aku tahu banyak yang suka padanya, kemesraan ini berjalan terus hingga akhirnya kami Lulus SMA dan Rita harus pergi Ke Sumatera,
“Mas, Pak De ku datang dari Riau, dia memintaku untuk ikut kesana, dari pada disini lontang lantung nggak jelas, aku harap mas mau ngasih izin sama aku”. Katanya dengan manja saat malam minggu aku kerumahnya.
“Ke Riau ? itu kan jauh, terus gimana dengan nasib hubungan Kita, ? apa kamu tega ninggalin aku sendirian ?”. kataku sedikit keras.
“mas, kalau kita jodoh pasti Allah akan mempersatukan kita, aku harap mas bisa mengerti posisiku disini, aku benar-benar nggak bisa nolak.”. jawabnya lagi, dengan nada yang sangat lembut.
“Tapi Rit, aku nggak akan mampu hidup tanpa kamu..”, rayuku lagi, berharap dia bisa merubah pikiranyya,
“mas.. tidak ada yang tidak mungkin, aku sayang Mas Anto, tolong izinkan aku:. Jawabnya sambil bergelendot manja di lenganku.
Malam ituppun menjadi malam terakhir aku bersamanya, hari berganti hingga berbulan-bulan, aku tak mendapatkan kabar darinya, zaman pada saat itu memang belum sehebat kini, ada handphone atau Internet.

***


Anto and Rita After (desain : I LOVE ORIGINAL KAWANIMUT)
 
Hanya bermodalkan keyakinan dan kesetiaan Rita padaku, aku selalu menunggunya, setiap waktu, bahkan saat seluruh teman-teman seusiaku menikah, aku masih tetap bertahan demi cinta dan kasihku serta kesetiaan Rita padaku, orangtuaku bahkan hendak menjodohkanku dengan anak dari kenalan mereka, namun aku tak mau, dan orangtuaku pun tak tahu bahwa aku memiliki sosok orang yang aku tunggu, sosok orang yang pasti akan membahagiakanku, dan orangtuaku, membahagiakan keluarga kecil kami kelak. Hingga suatu siang, saat aku menuju kedai kecil di ujung gang rumahku, aku melihat sosok orang yang selama ini aku nantikan, aku tunggu, dan aku rindukan, raut mukaku sudah sangat lega, bayangan masa depan kehidupan kamipun tiba-tiba seolah menjadi nyata.
“Assalamualaikum, Rit..” kataku dari belakang.
“walaikumsalam.. ya ampun Mas Anto, apa kabar ? gimana kabar bapak dan ibu mas ?”. tanyanya dengan suara lembut yang aku Rindukan itu.
“baik, Kabar bapak dan ibu juga baik-baik aja, kamu sendiri gimana Rit ? kamu terlihat semakin cantik Rit”. Kataku dengan senyuman terbaikku, senyuman yang hanya aku berikan pada wanita yang aku kasihi ini.
“kabarku baik Mas, terimakasih mas, oh iya mas, siapa wanita yang mendampingi mas Anto sekarang ?”. tanyanya dengan menunduk kecil.
“tidak ada Rit, aku menanti wanita yang selalu setia padaku, yang aku yakin pasti akan kembali padaku, dan sekarang semua itu benar-benar terjadi, wanita itu dihadapnku”. Jawabku menggebu gebu.
“Tapi mas, maaf.. aku pulang ketanah jawa ini, untuk..”. ucapnya dengan terbata.
“Untuk kembali dan melanjutkan kisah kita kan Rit ?”. tanyaku dengan semangat.
“untuk.. untuk memperkenalkan Suamiku pada keluarga disini, mas..” jawabnya lirih, sangat lirih namun begitu menyakitkan bagaikan badai halilintar yang menerjangku disiang hari, hari yang baru saja aku harap akan sangat indah, sebab setelah 5 tahun aku menantinya, hari ini adalah pertama kali aku dapat melihatnya. “maaf Mas, aku tidak tahu kalau kau akan menungguku sejauh ini”, lanjutnya..
“oh, tidak masalah Rit, aku bahagia jika kau bahagia dengan laki-laki beruntung yang berhasil mendapatkanmu itu”. Jawabku dengan penuh ketegaran, aku tak ingin Rita melihatku terpuruk atau bahkan membencinya, sebab hatiku memang masih sangat menyayanginya.
Kami pun pergi dan berpisah di depan kedai kecil itu, kedai kecil yang dulu adalah menjadi kedai tempatku makan berdua dengannya.
***
Hari terus berganti, aku tak dapat merasakan kasih sayang dan cinta lagi, cinta dan kasihku seolah telah terkubur dalam-dalam oleh Rita, aku takut dan selalu menolak perjodohan yang digagas oleh orangtuaku. Aku tak ingin sakit lagi dan tak ingin jatuh cinta lagi, buatku cintaku hanya Rita, hanya dia yang dapat sabar menghadapiku, dan hatiku benar-benar sudah terpatri dengan erat olehnya. Tanpa aku pedulu hal apa yang menyebabkan Rita yang setia itu menjadi berpaling pada laki-laki lain disana. Sampai 2 tahun berlalu sejak Pertemuan terakhirku dengan Rita, kali ini dia mengunjungi rumahku, dan bersilaturahmi dengan ayah dan Ibu-ku, ia datang dengan suaminya juga dengan anak laki-laki kecil yang aku yakini dia adalah anak Rita dengan laki-laki itu, hatiku benar-benar remuk, dan seolah teriris iris.
“Mas Anto, kenalkan Ini suamiku Umar, dan ini anak pertama kami, Laki-laki namanya Rian.”. katanya saat berjabat tangan denganku.
“Oh, salam mas, saya Anto, Teman…”.bibirku serasa kelu untuk mengucapkan kata ‘TEMAN KECIL’ benar-benar Kelu, “Teman Kecil Rita”. Sambungku,
“salam mas, saya Umar”. Jawab suami Rita saat kujabat tangannya,
Segera saja aku kepekarangan belakang melihat dari kejauhan hiajunya sawah-sawah yang dulu menjadi Medan yang aku dan Rita Lalui saat harus ke Sekolah, semua kenangan itu benar-benar melayang dalam pikiranku saat ini.
“Mas, Siapa Istri mas sekarang ?”.suara rita terdengar dari belakangku.
“aku, aku masih belum bisa menghidupkan lagi cintaku, menghidupkan lagi kasihku kepada orang lain, cinta dan kasihku sudah terkubur dikedalman masa lalu, olehmu, Rit”. Jawabku dengan sangat lemah.
“Mas, aku minta maaf, aku memang salah, sebab aku telah menyakitimu, tapi aku sama sekali tak menyangka jika kamu masih menungguku setelah 5 tahun aku pergi, Mas”. Katanya lirih sambil menimang anak kecil yang ada digendongannya, aku dulu bermimpi anak itu adalah anak kasihku dan Rita, sama sekali tak pernah terbesit Nama Umar dalam kisah khayalanku dulu.
“iya Rit, harus kamu tahu, saat ada gadis yang mulai mendekatiku disini, wajah sabarmu mengingatkan kesetiaanmu padaku, sehingga sama sekali aku tak pernah berhubungan dengan siapapun disini, karena aku hanya Untukmu, Rit !”. jawabku..
“aku menikah atas rekomendasi Pak De, Mas. Umar adalah murid Pak De disana, karena aku kira kau tak mungkin menantiku sejauh ini, pergilah mas, temui wanita lain yang pasti bisa mencintaimu lebih dari aku’.  Jawabnya sambil pergi dengan airmata yang dulu sangat aku haramkan keluar dari mata indah Wanita yang ku kasihi itu.
***



Beberapa hari kemudian, Rita sudah kembali Ke-Riau bersama keluarga kecilnya, lagi-lagi bayangan keluarga kecil yang harusnya milikku itupun kembali terbesit, kisah keluarga khayalan kami dengan Rita sebagai Istriku pun berlalu begitu saja, yang jelas aku semakin sakit saat Nama anak Laki-laki mereka adalah ‘Rian’, itu adalah nama anak laki-laki khayalan yang kami sepakati dengan Menggabungkan nama kami berdua “Ri-ta + An-to, menjadi RIAN”.
Ayah dan ibuku pun semakin memaksaku untuk berumahtangga, bagimana tidak mereka semakin khuwatir sebab semua teman-temanku sudah berumahtangga, tak seorang pun yang masih melajang, aku pun hanya pasrah mendengar perjodohan itu. Dengan wanita yang aku sama sekali tak kenal, biarlah akan aku lakukan demi orangtuaku, terlebih kesetiaanku dan cintaku sudah terlanjur hilang. Biarkan aku akan menghapus kisah itu dari hariku, hanya akan aku ingat dalam benak dan menjadi dongeng indah untuk anak-anakku kelak. Untuk pelajaran bagi mereka agar tidak menjadi laki-laki yang cengeng dan bisa tegar seperti ayahnya,
“Ayah, ayo temani Rian liat televisi yah, Rian nggak mau sendiri”. Rengek anakku mengagetkanku dari lamunanku.
Yah nama anakku sama dengan nama anak Rita, Rian, “AL-IBNU UHIB RIAN RAHMAT, yang berarti Anak Laki-laki cinta Rita dan Anto yang penuh Rahmat” dan arti nama itu hanya aku, Rita dan Allah yang tahu, biarkan mereka semua tak pernah tahu tentang ini.
Aku akhiri kisah ini, sebab anakku dikisah nyataku sudah merengek memintaku menemaninya, sedangkan Istriku yang kini bersamaku, meskipun cinta yang aku berikan tak penuh seperti dahulu saat cintaku pada Rita, namun kesholehahan dan kepatuhannya padaku membuatku sedikit demi sedikit berani menuangkan butir-butir kasih yang dulu terserak. Bahkan perlahan aku mampu bangkit dengan kasih sayang istriku ini hingga aku kini bisa bekerja diluar Jawa Timur, menjadi kepala divisi di Jakarta, dan berhasil menambah uang tabungan yang dulu aku tabung untuk Rita dan keluarga impian kami, dan dari hasil tabungan itu membawaku kerumah yang berhasil kami miliki kini, impian untuk meletakkan Foto keluarga kecil kami dimeja kerjaku yang dulu aku khayalkan bersama Rita kini terwujud, hanya saja foto itu berisi Aku, Rian, dan Sarah, Bukan Rita. Sekali lagi, kisah ini akan aku jadikan dongeng untuk anakku, anak laki-lakiku yang harus menjadi jagoanku, dan untuk siapapun, siapapun yang bisa memetik pelajaran dari arti cinta dan kesetiaan dari kisah nyata miliku ini. Aku hanya ingin setiap orang tetap bisa men-sucikan makna kata setia. Dalam kisah ini aku tidak menyalahkan Rita, sebab mungkin kesalahnnya juga ada padaku, coba saja dulu aku berani menyusulnya mungkin kisah ini tak akan berujung seperti ini. Aku ingin membuka mata siapapun yang merindukan makna kesetiaan yang sebenarnya, aku ingin mereka tetap setia dan bertahan dengan satu cinta, hanya saja mungkin harus ditambah sedikit keberanian, sebab kesetiaan tidak dapat menunggu lama tanpa kepastian. Aku ingin siapapun bisa memimpin perasaannya sendiri, setelah ini.
“Ayah Mengasihimu Rian, dan Aa Mencintaimu Sarah”. Tulisku diakhir ketikan di laptop ku, sebelum aku benar-benar pergi untuk menemani anakku.
#Wenda Alifulloh, Bandung 16 Desember 2012 : 20:21.
Kisah ini ditulis dalam bentuk seperti cerpen agar lebih menarik dalam penyampaian konfliknya, basic kisah ini adalah nyata, dari orang disekitar saya.
Pesannya : semoga kisah ini dapat menginspirasi setiap orang,


Anto and Sarah, Live Together (desain : I LOVE ORIGINAL KAWANIMUT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Budayakan Berkomentar yang Baik, Sopan, dan Ramah, Sesuai Budaya Indonesia.

WENDA ALIFULLOH Produksi 2021