Senin, 11 Maret 2013

Integral Kehidupan

nida

OLEH NIDA S FADHILA
(Mahasiswi Prodi Pendidikan Matematika FPMIPA UPI)

Tuhan Yang Maha Esa, yang menguasai seluruh semesta telah menciptakan dunia ini begitu teratur. Dia melengkapi semestanya dengan berbagai hal yang unik dan sarat akan perhitungan yang rumit, namun kaya akan hikmah. Dia yang menguasai seluruh ilmu yang ada di semesta. Salah satu yang tak pernah luput dari kehidupan manusia adalah ilmu matematika.
Matematika merupakan “the queen of science”. Dibalik pernyataan itu tak sedikit dari kita yang menganggap bahwa matematika itu sulit, banyak rumus dan hitungan. Apalagi jika materi yang dipelajari mengenai trigonometri, limit, turunan/diferensial, integral, dll, yang menurut para siswa khususnya, tidak ada manfaatnya. “Buat apa belajar turunan sama integral? Memangnya dipake di kehidupan sehari-hari? Kan nggak. Cukup bisa ngejumlahin, ngurangin, ngaliin, sama ngabagi bilangan aja ko.”  Pernyataan tersebut merupakan salah satu diantara banyaknya pernyataan lain mengenai manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan dari kita menganggap bahwa belajar matematika cukup hanya untuk menghitung berapa banyak uang yang dihabiskan untuk jajan ataupun membeli sayuran ke warung. Padahal jika kita renungi baik-baik, kehidupan ini tidak akan terlepas dari ilmu matematika dan tentunya juga hikmah dibalik belajar matematika. Contohnya kita akan mempelajari turunan/diferensial dan integral, yang keduanya merupakan topic pembahasan dalam cabang ilmu matematika, yaitu kalkulus. Mari kita lihat bagaimana deskripsi kehidupan ini melalui kalkulus
Tuhan Yang Empunya hidup setiap yang bernyawa telah menciptakan manusia dengan proses biologis yang luar biasa. Dimulainya kehidupan manusia ini sejak masa konsepsi. Selama kurang lebih 9 bulan 10 hari kita hidup di rahim ibu sebagai sosok ciptaan Tuhan yang sangat sempurna. Saat lahir ke dunia, kita seperti fungsi polinom berbentuk F(x) lengkap dengan konstanta C. Konstanta C merupakan suatu sifat yang unik dalam diri kita, potensi yang diberikan Tuhan untuk masing-masing individu. Setiap orang akan memprosesnya, mengebangkan potensi yag dimilkinya dengan berbagai hal yang pastinya positif. Namun, tak jarang pula ada yang membuat hidupnya semakin tidak tentu, tidak mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan kepadanya.  Perjalanan hidup dialami oleh manusia ini ibaratkan suatu fungsi y yang akan terdiferensialkan menjadi y’ atau .
Kelahiran itu merupakan proses awal diferensial fungsi polinom F(x). Dengan bertambahnya waktu, maka berubah pula perkembangan dan pertumbuhan kita, baik dari segi  fisik maupun psikis. Perubahan tersebut merupakan diferensial kehidupan yang kita alami. Perubahan yang terjadi akan mengakibatkan konstanta C pun berubah, terbentuk menjadi baru, terdiferensialkan hingga akhirnya akan menemui titik penghabisannya, yaitu kematian.
Setelah fase itu, tugas manusia belumlah usai. Manusia harus mempertanggugjawabkan segala apa yang dilakukannya, saat perjalanan diferensialnya di dunia. Sebelum hari tersebut, fungsi polinom yang telah ‘habis’ itu akan dikembalikan secara utuh oleh-Nya dengan mengintegralkannya ke bentuk semula, bentuk polinom F(x) yang lengkap dengan konstanta C.
Dari konsep diferensial dan integral ini, kita harus yakin  bahwa Tuhan kita, Allah SWT, sungguh pencipta yang luar biasa. Menciptakan manusia dari pertemuan antara sel telur dan sperma, dan terjadilah pembuahan di tempat yang kokoh, yaitu rahim seorang perempuan. Berkembanglah calon manusia itu di dalam rahim seorang ibu selama 9 bulan 10 hari dan akan terlahir sebagai individu unik yang memilki potensinya masing-masing. Awal kehidupan yang sesungguhnya telah dimulai. Masa bayi akan berkembang terus hingga akhirnya akan ada pada satu titik dimana kemampuan dari tiap individu itu menurun, hingga ajal menjemputnya dan kembali pada-Nya. Jasad yang semulanya utuh, hancur lebur di dalam tanah. Namun, saat tiba waktunya bagi kita untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan di dunia ini dan menerima balasan dari-Nya, bagi Allah swt tidaklah sulit untuk mengembalikan jasad kita seperti sedia kala.
Ternyata kehidupan ini dapat diterangkan oleh ilmu matematika, kalkulus. Dari pembahasan mengenai filosofis ilmu matematika ini, kita dapat mengetahui bahwa Allah ingin kita belajar lebih rajin dan keras lagi selain untuk memahami ilmu itu secara matematis dan logika atau secara keduniawian, tetapi juga untuk direnungi secara batiniah/rohani betapa Allah swt tidak pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia atau tanpa ada manfaatnya. Selain itu, Allah swt ingin kita sebagai manusia yang berakal, untuk mengembangkan dan menggali potensi yang telah diberikan-Nya agar kita dapat menjadi khalifah bumi yang selalu taat pada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Budayakan Berkomentar yang Baik, Sopan, dan Ramah, Sesuai Budaya Indonesia.

WENDA ALIFULLOH Produksi 2021