Minggu, 17 Maret 2013

Sugesti untuk Proses Belajar Pada Anak


1

Oleh WENDA ALIFULLOH
(Mahasiswa Pendidikan Matematika, FP MIPA, UPI)

SEBAGAI calon guru, tentunya kita mengharapkan segala bentuk pembelajaran yang diberikan kepada siswa-siswi  kita dapat diserap dengan baik dan melekat kuat dalam benak mereka. Bahkan tak jarang diantara kita memberikan les tambahan demi terkejarnya materi atau sekedar menambah kuantitas banyaknya materi yang diberikan, tanpa memperhatikan seberapa jauh materi yang kita berikan dapat diterima oleh anak didik kita.
Terkadang banyak juga orangtua yang mengeluhkan kemampuan anaknya dalam belajar di sekolah, hingga mereka turut menambah kuantitas belajar anak baik dengan mengikutkan di berbagai lembaga bimbingan belajar, maupun mengundang guru untuk sekedar memberikan Les Privat, yang katanya akan lebih berhasil dikarenakan anak langsung berhadapan penuh dengan guru privatnya, sehingga bisa leluasa bertanya seputar pelajaran.
Namun coba sejenak kita berpikir dari sudut pandang yang lain. mari kita tempatkan diri kita sebagai si anak dan rasakan bagaimana perasaannya ketika bangun pagi langsung bergegas kesekolah, lalu setelah sejak pagi hingga siang hari disekolah bercengkrama dengan pelajaran, segera saat bel pulang berbunyi Ia harus masuk lagi ke dalam kelas tambahan untuk kembali bercengkrama dengan pelajaran, kemudian saat kelas tambahan berakhir Ia harus beranjak menuju lembaga bimbingan untuk kembali bergaul dengan pelajaran hingga sore hari tiba, dan lagi saat malam hari Ia kembali diperadukan dengan pelajaran oleh guru privatnya, kemudin saat Les Privat berakhir anak langsung pulas tertidur, atau bahkan sebelum les privat berakhir-pun banyak yang sudah tertidur karena terlalu lelahnya mereka menghadapi hari. Dan esok paginya Ia harus kembali terbangun untuk melakukan hal yang sama selama 5 atau 6 hari dalam seminggu. Sebagai insan pendidik yang kompeten kita harus paham bahwa cara Ini adalah cara pembelajaran yang sangat tidak efektif.
Kita Sebagai calon guru lulusan Universitas terbaik dalam pengadaan guru, hendaknya tahu mengenai adanya kondisi emas dimana dalam situasi itu anak akan mudah dibentuk untuk belajar, untuk mencintai pelajarannya, untuk menghormati orang lain, untuk menjadi sosok dalam kehidupannya, untuk dikukuhkan niatnya dalam kehidupan ini dan untuk dipengaruhi berbagai hal lain yang positif dalam dirinya, atau dengan kata lain anak mudah disugesti. Dengan mengetahui kondisi emas ini, guru dapat bekerjasama dengan orangtua untuk melakukan penanaman “BENIH” Atas apa yang ingin kita tanamkan pada anak. Kondisi ini didapatkan pada setiap anak menjelang mereka tidur.
Saat menjelang tidur, belailah anak dengan lembut dan penuh kasih sayang, penuhilah perasaan si anak dengan rasa nyaman dan tenang. Ucapkanlah beberapa kata dan beberapa pertanyaan yang bisa di jawab anak dengan anggukan atau gelengan saja. Terus lakukan hal ini sampai anak tidak lagi menjawab pertanyaan-pertanyaan kita, karena pada kondisi tersebut seluruh organ anak sedang mempersiapkan diri untuk istirahat total, sehingga anak tampak melemah, dan tak sanggup menjawab pertanyaan kita meskipun hanya dengan anggukan atau gelengan. Pada saat melamah itulah anak sedang mulai memasuki alam bawah sadar mereka, namun belum terlalu dalam atau tertidur pulas dan dalam kondisi itu anak masih dapat mendengarkan suara-suara disekelilingnya meskipun tidak merespon suara tersebut. Selanjutnya mulailah berbicara dengan vocal yang jelas, tenang dan menyejukan perasaan anak, sehingga menambah kenyamanan mereka dalam memasuki alam tidur. Awali terapi dengan berbicara penuh kasih sayang dan memuji anak, seperti “Anak Mama yang hebat sekarang sudah besar, mama dan papa sayang banget sama anak mama ini, mama dan papa bangga punya jagoan kuat, dalam kondisi apapun mama dan papa sayang banget sama kamu, nak”. lakukan sambil terus membelai anak, kemudian mulailah menanamkan apa yang menjadi point dalam terapi ini, misalnya tentang anak yang membenci pelajaran Matematika hingga menyebabkan Ia kesulitan dalam belajar matematika dan berdampak pada nilai Matematika anak yang buruk. Dalam langkah penanaman Sugesti ini, orangtua harus lebih peka dan hati-hati dalam menanamkan sugesti kedalam pikiran anak. Lakukanlah dengan prosedur yang sama seperti saat mengucapkan kata-kata penyejuk diatas, hanya saja pada tahap ini gunakan kata-kata yang terkait terhadap point yang ingin ditanamkan. misalnya, “anak mama ini pinter dan rajin dalam belajar, apalagi pelajaran matematika, anak mama pasti bisa mengerti pelajaran matematika, anak mama pasti bisa mengerjakan soal matematika dengan baik, apalagi matematika itu mudah bagi anak mama, anak mama kan hebat, cerdas dan senang dengan matematika, senang berhitung dan jago dalam pemecahan Matematikanya. Besok pagi waktu bangun, anak mama ini akan bersahabat baik dengan matematika”. Begitulah seterusnya, dengan menggunaka kata-kata positif yang membangun orangtua telah menanamkan pemikiran tentang matematika sesuai apa yang ingin kita tanamkan pada anak. Namun perlu diingat dalam penyampaian sugesti ini, kita wajib menghindari penggunaan kata-kata negatif, seklipun keseluruhan kata-kata yang kita gunaka tersebut bermakna Positif. Seperti, “Anak mama-kan Tidak Bodoh”, atau “Budi anak mama yang paling baik, budi itu tidak boleh membenci Matematika” Meskipun kata-kata tersebut berarti positif, namun pada kata tersebut mengandung kata negatif yaitu ‘Bodoh’ dan ‘Membenci’ dengan demikian hindari menggunakan kata-kata betipe seperti itu. Namun kita dapat menggantinya dengan mengguankan kata “Anak mama-kan Pintar” dan “Budi anak mama yang paling baik, Budi itu Menyukai matematika”. Dengan menggunakan pilihan kata yang baik maka kata-kata itulah yang akan tertanam dalam pikiran bawah sadar si anak. Demikian juga sebaliknya, saat kita menggunakan kata-kata yang negatif seperti kata Bodoh, Benci, Sulit dan lain-lain maka kata-kata itu juga akan berbekas didalam alam bawah sadar anak. Karena alam bawah sadar telah merekam kata-kata yang didengar pada saat anak menjelang tertidur pula. Maka kata-kata tersebut secara langsung berpengaruh penuh terhadap aktifitas anak pada keesokan harinya.
Terapi menggunakan penanaman sugesti ini dapat dilakuakan pada siapapun dalam rentang usia berapapun. Namun efektifnya, terapi ini akan sangat terasa berpengaruh pada anak-anak rentang usia 0 sampai <10 tahun, sebab pada rentang usia ini, anak masih sangat terikat erat dengan ibu atau ayahnya, sehingga saat dibelai dan dimanja sebelum tidur, anak masih memberikan respon positif. Sebaliknya setelah melewati tahapan usia ini, anak-anak cenderung mulai merasa tidak nyaman dengan belaian orangtuanya dikarenakan rasa Malu yang mulai timbul dalam diri anak yang menjelang Remaja. Karena hal itulah, sebaiknya sejak sedini mungkin usia anak lakuakanlah terapi Penanaman sugesti dalam kondisi sebelum anak tertidur ini. Sebab selain keterkaitan alam bawah sadar terhadap aktifitas anak dikala bangun, proses penanaman sugesti dengan prosedur diatas juga menambah kedekatan antara anak dengan orangtuanya. Tentunya hal diatas akan dapat berhasil dengan baik jika terapi sugesti dilakukan terus menerus secara intensif.
Dengan kerja sama antara guru dengan Orangtua dalam melakukan terapi ini akan menambah kualitas belajar anak dan juga menambah keinginan atau Mood Anak dalam belajar dan beraktifitas sehari-hari. bukti-bukti pengguanaan sugesti sesungguhnya sudah sejak lama digunakan untuk pengobatan. karena otak manusia mengingat setiap kata yang didengar pada saat memasuki alam bawah sadar, sehingga dapat mempengaruhi pola pikir dan perbaikan tanggapan atas sebuah informasi tertentu dalam benak yang mengakibatkan pola perubahan atas informasi tersebut sesuai penanaman kita. Jika demikian adanya, lantas kenapa tidak kita coba cara tersebut untuk mengembangkan minat anak terhadap suatu pelajaran ?. sepertinya Harus segera diinformasikan pada orangtua diluar sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Budayakan Berkomentar yang Baik, Sopan, dan Ramah, Sesuai Budaya Indonesia.

WENDA ALIFULLOH Produksi 2021