Minggu, 13 Oktober 2013

DARI BAWAH FLYOVER BANDUNG : ADA LALU TIADA !

                NumaKu Asep, aku seharusnya SMP Kelas 2, tapi SD saja Tidak Aku jalani, aku mungkin terlahir tidak seberuntung kalian semua, aku lahir sebagai anak orang yang tidak punya, hidup di jalanan dan sejak kecil tak pernah memandang seperti apa ibuku. Namun aku beruntung di bandingkan teman-temanku di jalanan lain karena aku masih memiliki keluarga meskipun Hanya ayahku yang kini sudah sakit-sakitan.
Saat Ini bulan Ramadhan sudah mulai masuk, aku dan teman-teman Jalananku sangat menanti bulan ini, biasanya bulan ini kami makan enak dan mendapatkan banyak hadiah dari kelompok yang mengadakan acara bakti sosial ke Tempat kami berkumpul, di Bawah Kolong FlyOver Bandung.

SEMINGGU KEMUDIAN....

               Hari ini pak Amin, orang tua para anak jalanan mengumumkan bahwa akan ada Kakak-kakak dari Salah satu Universitas Terkenal di Bandung yang mengadakan kegiatan bakti sosial di tempat kami. Sejak pagi aku sudah di markas, bahkan sejak seminggu lalu aku sudah tinggal di Markas, tidur bersama mereka yang tak punya orangtua, karena kini aku sama dengan mereka, Ayahku yang aku ceritakan itu telah tiada seminggu lalu.

                Acara yang kakak-kakak dari Universitas itu buat menurutku biasa saja, sampai Pada penutupan acara dimana pak amin selaku orangtua kami menceritakan pada mereka tentang siapa kami satu persatu, termasuk Olehnya diceritakan tentang Aku,

“asep itu bapaknya baru meninggal seminggu yang lalu, tapi dia tidak tau dimana bapaknya dikuburkan”. Kata pak Amin dengan suara yang berat.

                Sontak banyak dari kakak-kakak itu yang tergugah bahkan ada yang menangis,. Di sebelahku ada kakak yang aku tak tau siapa namanya, tiba-tiba memelukku dengan sangat erat, aku yang biasanya saat Pak amin menceritakan hidupku kepada orang lain Biasa saja, saat itu berusaha untuk tetap biasa saja, namun dalam pelukkan kakak itu aku Seolah merindukan sosok keluarga, bahkan melalui bisikan dan belaian sayangnya air mataku mulai menetes dibahunya. Aku tak kuat Lagi, aku pun memeluk erat kakak itu, Aku terisak sangat kuat, dan pak amin yang melihat itu langsung mendekat dan memisahkan pelukkanku dengan kakak baik itu,

“Sep, dengar ! anak laki-laki nggak boleh nangis, harus kuat ! hidup kamu itu keras nak !” kata pak amin.
Aku langsung meninggalkan keramaian itu dan langsung menuju ke atap (tempat tidur-red). Sementara yang lain masih melanjutkan cerita-cerita tentang anak lain.

     Dalam lamunanku ditempat tidur aku mengingat semua yang diucapkan kakak baik itu,
“asep harus kuat, asep adalah adik kakak, kalau butuh apa-apa datang aja ke Kampus kakak. Kakak janji akan datang kesini untuk asep”.
      Mataku perlahan tertutup sangat ngantuk, baru saja aku mendapatkan sentuhan sayang keluarga. Dan aku sedikit tersenyum sebab kakak baik sudah berjanji akan datang lagi untukku.

DUA BULAN BERLALU..

          Setiap hari aku berharap kakak baik akan datang lagi sesuai janjinya dan membawakan kebahagiaan untukku, tapi kakak baik tak juga datang. Bahkan dari ribuan angkot yang aku Datangi untuk Ngamen aku tak menemukannya lagi. Aku sangat merindukannya..
Bahkan saat aku mengamen di dalam angkutan kota dan Traffic Light tujuan utamaku adalah mampu menemukan kakak baik. Setiap hari yang aku lakukan hanya itu, akupun tak jarang merenung memikirkan kakak baik yang aku sendiri tak tahu namanya namun aku merindukan pelukannya.

“Sep… kamu tahu, kenapa dulu bapak melepaskan pelukan kamu dengan Dia’, tiba-tiba suara pak amin mengagetkanku..
Aku menggelang..
“karena hal ini lah sep”, katanya..
“maksudnya pak ?”, kataku lirih.
“bapak tahu, kalau Mereka itu hanya orang-orang yang baiknya bermoment, pada saat itu ada moment bakti sosial, mereka ikut, ketemu kita, anggap kita keluarga, ngerasa kesedihan yang kita rasakan, tapi setelah acara selesai mereka kembali dalam hari hari mereka, dan kita dalam hari hari kita.”, ungkap pak amin.. “itulah mengapa bapak lepaskan pelukan kamu, itu agar kamu kuat dan terbiasa tanpa kasih sayang, hidup kita dijalanan itu keras nak!”. Ucap pak amin sambil berlalu..


          Aku sekarang mengerti semua, kakak-kakak dari Universitas itu hanyalah orang-orang sombong dan egois yang ingin menampakkan Kebaikan mereka dalam event bulan ramadhan kemarin.

       Akh aku tak akan mau lagi menghabiskan waktuku untuk merenungi kakak baik itu, oh bukan. Bukan kakak baik tapi kakak Egois yang aku tahu mereka berasalal dari Jurusan Pendidikan Matematika UPI.

“aku tak akan merindukan pelukan itu lagi, aku berjanji!”. Batinku sambil menghapus airmata yang ada di pipiku dan aku Meraih gitarku untuk kembali mengamen, kali ini mengamen Demi sesuap nasi, bukan demi bertemu kakak Baikku yang kini Telah tiada.

_WENDA ALIFULLOH, BANDUNG 13 OKTOBER 2013_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Budayakan Berkomentar yang Baik, Sopan, dan Ramah, Sesuai Budaya Indonesia.

WENDA ALIFULLOH Produksi 2021