Minggu, 13 Oktober 2013

TIPS PUBLIC SPEAKING

Apabila teman-teman menginginkan File ini, silahkan koment dan tinggalkan e-mail. karena blog ini diseting untuk tidak bisa di Copy-Paste, terimakasih.

            Sudah saatnya dijaman Global seperti saat ini, kemahiran berbicara seseorang menjadi salah satu aspek yang layak dinilai dalam menentukan kualitas seorang individu. Sebab kemampuan berbicara dengan baik, lancar dan tepat guna sangat dibutuhkan dalam beragam aspek dipelbagai keadaan, misalnya dalam bekerja, dalam mempromosikan sesuatu, dalam memperdebatkan sesuatu, dan dalam berargumen.
            Karena didorong oleh hal inilah, pelajaran mengenai Bagaimana Berbicara didepan umum atau yang lebih sering disebut “Public Speaking” menjadi salah satu Materi dalam kursus-kursus kelembagaan. Bahkan dalam dunia pendidikan pun terkadang guru menyelipkan beberapa tips untuk menaklukan rasa takut dan tidaak nyaman saat berbicara didepan khalayak, meskipun khalayak itu adalah orang-orang yang sudah terbiasa berinteraksi dengan kita sehari-hari. misalnya dalam pembelajaran materi ‘Pidato’ dikelas, acap kali seorang guru memberikan motivasi kepada para muridnya untuk percaya diri dalam membawakan pidatonya didepan kelas. Namun pada saat pelaksanaan banyak dari siswa yang tetap merasakan ketakutan dan rasa tidak nyamannya sehingga membawa kepada kekurang optimalan dalam membawakan pidato tersebut, meskipun hanya didepan kelas. Jika sudah demikian sang guru langsung bertindak dengan memberikan tips kepada muridnya mengenai cara menghilangkan rasa takut dan tidak nyaman saat berhadapan dengan audiens atau khalayak saat berbicara atau tampil. Dalam kesempatan ini, penulisa akan mengangkat beberapa konsep yang cenderung memperburuk hasil Public speaking siswa.
            Hal yang tak jarang dikatakan guru adalah,”kalau bisa kalian sudah tahu isi teks pidato kalian, atau bahkan menghafalkannya”. Alhasil sang murid yang penuh ketakutan akan kegagalannya dalam membawakan pidatonya pun, mati-matian berusaha untuk menghafalkan teks pidato mereka. Imbasnya saat mereka menampilkan pidatonya didepan kelas-pun menjadi pidato yang lancar nyaris tanpa jeda kesalahan teks. Namun coba kita lihat lebih jeli mengenai pembawaan siswa saat berpidato, mereka cenderung datar, tanpa ada intonasi dan tekanan sebagaimana seharusnya sebuah pidato dibawakan. Sehingga khalayak yang mendengarkan-pun sulit memahami dan menangkap makna dari apa yang dibawakan siswa tersebut. Karena hal itulah tips Menghafal yang diucapkan guru pun tidak berhasil menolong pidato siswa menjadi lebih baik dan mengesankan.
            Tips selanjutnya yang tak kalah sering diberikan saat seseorang sedang merasa takut atau gelisah ketika akan melakukan interaksi dengan khalayak adalah, “anggap penonton atau audiens adalah patung, sehingga kita tidak perlu takut dan santai saja. Karena kita berbicara dengan patung”, ini adalah tips yang amat salah dan sama seklai tidak akan menjadikan sebuah Public speaking menjadi optimal, sebab dengan melakukan hal ini maka siswa akan melakukan public speaking dengan wajah anteng tanpa ekspresi dan interaksi yang merupakan hal wajib dalam berbicara didepan publik, jika sudah demikian maka siswa si pembicara akan berbicara dengan raut seolah tidak ada manusia dihadapnnya, sehingga  ia hanya seperti sedang mendongen pada batu, akibatnya khalayak akan cenderung bosan dan merasa aneh dengan pembawaan siswa pembicara. Sebab dalam berbicara didepan umum Menganggap audiens benar-benar hidup dan aktif akan membawa kita semakin hidup dalam berbicara, sehingga suasana menjadi jauh lebih baik. Dan psikis pembicara ketika suasana berhasil bersahabat akan semakin tenang dan lancar dalam berbicara. Karena hal itulah jangan mencoba sekali-kali berbicara datar tanpa interaksi minimal (interaksi statis) yang kita lakukan dengan alasan itu adalah sebuah tips yang diberikan mentor/guru kepada kita.

            Demikian dua tips yang sering kali justeru sama sekali tidak menambah keoptimalan seseorang dalam berbicara didepan public, semoga kita menjadi pribadi yang mampu membawa suasana dengan baik, sehingga public akan hidup saat kita berinteraksi dengan mereka melalui pembicaraan yang kita lakukan. (wenda.alifulloh_fpmipa_UPI).

3 komentar:

Mari Budayakan Berkomentar yang Baik, Sopan, dan Ramah, Sesuai Budaya Indonesia.

WENDA ALIFULLOH Produksi 2021