Apabila teman-teman menginginkan File ini, silahkan koment dan tinggalkan e-mail. karena blog ini diseting untuk tidak bisa di Copy-Paste, terimakasih.
Ini kisah LAMDA 2013, Dimana aku sebagai KOORD Acara yang berjuang Mati-matian untuk acara ini, untungnya aku punya teman-teman yang luar biasa Kece sehingga acara ini jadi acara terkeren selama Adanya acara serupa di JURDIKMAT. Hahaha.. cek it out ya..
LAMDA 2013 atau Latihan Kepemimpinan Anggota Muda
tahun 2013 baru saja dilaksanakan. Kegiatan yang mengusung tempat di Alam
dengan suasana kekeluargaan ini diselenggarakan dalam dua Hari, yakni pada
19-20 Oktober 2013.
Rangkaian
acara LAMDA resmi dibuka oleh Pembina kemahasiswaan Bapak Dr. H. Sufyani
Prabawanto,M.Ed pada jum’at 18 Oktober 2013.
Dalam kegiatan ini, Peserta LAMDA yang terdiri dari Mahhasiswa Baru
Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013 ini disuguhkan beragam informasi
mengenai kemahasiswaan dalam suasana Alam dan Kekeluargaan yang kental.
Dalam
praktiknya, persiapan panitia yang matang membawa LAMDA 2013 sebagai Acara
Terbaik sepanjang acara ini dilaksanakan, Tutur Alumni JURDIKMAT UPI yang turut
hadir untuk memberikan materi ‘Perkenalan Alumni’. Sebab menurut mereka tahun
ini adalah tahun 2013 adalah tahun dengan peserta LAMDA terbanyak, yakni 103
peserta yang keseluruhannya mengikuti acara dengan baik.
Sedangkan
tujuan LAMDA yang Mengacu pada Tujuan LKM 2013 mengenai ‘PERSAUDARAAN dan
Kemampuan SPEAK-UP’ ini dinilai cukup berhasil. Dimana Para peserta yang terus
di[antau progresnya telah menjadi Pribadi yang berkarakter Berani mengungkapkan
apa yang ada dalam pikirannya, dan Menjadi Pribadi yang saling bersaudara antar
sesama Teman satu angkatan dan terhadap Kakak tingkatnya.
Dalam
Acara LAMDA 2013 ini Panitia menyuguhkan Upacara Api Unggun dimana api unggun
biasanya digunakan untuk mengusir Binatang Buas di alam bebas, yang menyiratkan bahwa Sikap Kekanakan dan
Sikap Buruk yang ada pada setiap individu mampu hilang seiring Latihan
Kepemimpinan ini berakhir. Sementara Api unggun sedang berlangsung sari balik
Tenda dikegelapan Subuh, Lampion cantik mulai menyembul keatas yang memukau
setiap peserta dan mempererat suasana persudaraan antar mahasiswa Jurusan
pendidikan Matematika. Saat Seluruh Perhatian terpukau Pada Lampion Terbang,
Panitia menganalogikan hal tersebut sebagai simbol harapan kita yang melambung
tinggi, dan bersama-sama berkumpul diangkasa untuk menuju Kehidupan yang lebih
baik dan Lebih Luas lagi.
Rangkaian
LAMDA 2013 Telah berakhir menyisahkan Kenangan indah bagi setiap Peserta yang
mengikutinya. Pasca kegiatan ini, Panitia berharap Keberasamaan dan rasa
persaudaraan serta kemampuan Berbicara peserta semakin Baik hingga mampu
mengantarkan mereka menjadi Mahasiswa Matematika yang Tak hanya mampu berpikir
kritis namun mampu mengutarakan apa yang ada dalam Pikirannya.
Hai
teman-teman, apa kabar ?. pagi tadi kau ngejalanin sholat Idul Adha kedua tanpa
keluargaku. Bareng Ijal, temanku. Kita berangkat pukul 6 lebih dan mencari
tempat sholat di daerah kami, karena ini pertama kalinya kami sholat di daerah
Itu (KPAD-GERLONG).
Pada saat diperjalanan kami
mengikuti orang-orang yang berbondong-bondong pergi sholat, samapai akhirnya
kami menemukan Bahwa Lokasi Sholatnya adalah di Lapangan Sepakbola.
Perjuangan belum usai, Pada
waktu kami datang kami langsung ambil wudhu di Masjid terdekat dan kemudian menuju
Lapangan. Terkejut dan ngerasa aneh si, sebab sholatnya tanpa Tikar artinya
jamaah bawa alas sendiri, aku dan Ijal yang tidak mengerti aturan main ini
bingung, karena kita hanya membawa sajadah saja, kecuali aku yang juga membawa
kain Songket Melayu. Kalau di Dearahku , saat kita sholat dilapangan maka Warga
sekitar membawa Tikar yang besar yang memuat banyak orang, tapi pada kesempatan
kali ini, mereka hanya membawa Koran beberapa lembar untuk Diri mereka sendiri,
aku sendiri segan untuk meminta dari mereka.
Mulanya aku dan ijal berusaha
mencari orang yang jualan Koran, tapi rupanya tidak ada sama sekali. Dan aku
sendiri dalam hati sempat ingin pindah tempat sholat saja. Karena Lokasi
Lapngan yang rumput-rumputnya basah ditambah Tak ada Warga yang seperti warga
di Daerahku membawa alas yang besar.
Karena waktu yang mepet pada
akhirnya aku memilih untuk nekad tanpa tikar atau Koran, aku hamparkan kain
songket Hitam-Hijau ku sebagai alas dan diatasnya aku letakkan sajadah biru
yang sesuai dengan Pakaian melayu Biru yang aku kenakan pagi tadi.
Sampai sholat berakhir aku masih
saja kepikiran hal ini, Ada ratusan jemaah sholat yang semuanya membentangkan Koran.
Ah.. bagaimana nanti ya, pikirku.. sampai waktu khutbah berkhir. Kami semua
serempak berdiri dan Menuju pintu keluar lapangan sembari berdesakan
mengantri.. tampak sepanjang mata memandang di lapangan itu penuh dengan sampah
Koran yang ditinggalkan begitu saja oleh Mereka.
Oh, idul adhaku kali ini tak
beda jauh dengan yang lalu, ada kekesalan sendiri kalau tahun sebelumnya
bermasalah dengan air, sekarang dengan alas.. aku semkain bersyukur karena aku
pernah berada ditengah-tengah warga Di daerahku sana, dimana Mereka membawa
tikar untuk dikenakan bersama, efeknya selesai sholat lapangan tetap bersih dan
menurutku juga mereka sang empunya tikar akan mendapatkan pahala dari Allah
sebab membiarkan barang miliknya dikenakan untuk bersujud kepadanya..
Ah, Idul adha selalu mengisahkan
hal yang Menyedihkan.. ditambah lagi sejak pagi Keluargaku Tak menelponku.. aku
hanya sempat sms mengucapkan selamat hari raya Idul Adha..
Oke, Ada kisah apa ya di Idul
adhaku tahun depan ?..
Tahun ini adalah tahun kedua aku di Bandung,
Sejak pada tahun sebelumnya aku dnyatakan sebagai Mahasiswa Di Universitas
Pendidikan Indonesia. dan seperti biasa, Idul Adha tahun ini adalah idul adha
kedua aku tanpa Keluargaku yang ada di Riau Sana.
Buat kamu yang mau kisahku tahun
lalu, bisa cek disini, atau Puisi yang membuat banyak teman-temanku menangis
Ada disini.
Sejak 2 hari lalu, kampusku
sudah libur, Tapi kali ini beda. Biasanya walaupun libur aku masih bisa ngeliat
lalu lalang kehidupan mahasiswa di Kampus, tapi pada libur kali ini, Aku
benar-benar menemukan Lapangan Parkir didepan Gymnasium yang sangat amat Luas
menjadi Kosong dan benar-benar Bersih. Nggak bisa di pungkiri agak ‘sakit’ si,
siapa orang yang tidak ternyuh ketika harus Merayakan hari Raya di Rantau. Ditambah
lagi, kesulitan-kesulitan dari tahun-ketahun semakin berat.
Memang, teknologi handphone
membuat kita Mampu berkomunikasi dengan keluarga kita, sekalipun itu jauh. Aku pun
melakukan itu, tapi aku nggak munafik bahwa Hati juga turut bergetar kala suara
Bunda di seberang pulau sana menyebut nama kita dengan suara nyaris menangis.
2 bulan lalu aku bersama mereka,
dan dipenghujung kebersamaan kami aku bahkan masih terisak, nggak malu meskipun
usiaku sudah 19 tahun. Tapi mungkin naluri bungsu dan anak yang selalu dapat
kasih sayang dari keluarga membuat aku nggak Malu. Dalam percakapan malam itu,
mama menangis karena Baru saja Idul Fithri kita berkumpul namun segera aku
harus m=kembali untuk menuntut ilmu ditempat yang jauh dari keluarga. Aku sedih
juga. Bahkan aku inget banget ketika malam itu aku bilang sama mama,
“Ma.. kalau
aku boleh milih, Untuk Terus Jadi anak Kecil mama, aku lebih memilih itu. dari
pada aku harus tumbuh dewasa. Aku memilih untuk terus kecil dan selalu dalam
pelukan mama, tapi ini kehidupan yang harus aku jalani ma.. kita harus belajar
kuat,”.
Kata-kata itu nggak pernah aku
lupakan. Dan yang paling buat aku nggak kuat adalah, saat idul adha pasti mama
telepon ngomongin soal makanan, dia nangis setiap makan tanpa aku, Setiap
ngebuat makanan kesukaanku..
Ah ma, Malam ini aku baik-baik
saja ma, Bahkan aku senantiasa baik dalam baluutan doa dan kasihmu. Aku tau
malam tadi aku telah buat engkau menangis karena keadaan ini. Maafkan aku. Mama
harus percaya kalau aku mampu melakukan semua kisah yang tertulis untuk
hidupku.
Aku sayang mama. Dan terus lah sehat untuk
menyokongku, Untuk membuat Catatan kecil di Depan mataku yang berbunyi,
“PERCEPAT
STUDI, KELUARGA MENANTI DISANA!”.
_Wenda
Alifulloh, Idul Adha Tanpa Keluarga. Bandung 2013_