Kamis, 24 Oktober 2013

LAMDA (LATIHAN KEPEMIMPINAN ANGGOTA MUDA) 2013

Kamis, Oktober 24, 2013
Apabila teman-teman menginginkan File ini, silahkan koment dan tinggalkan e-mail. karena blog ini diseting untuk tidak bisa di Copy-Paste, terimakasih.

Ini kisah LAMDA 2013, Dimana aku sebagai KOORD Acara yang berjuang Mati-matian untuk acara ini, untungnya aku punya teman-teman yang luar biasa Kece sehingga acara ini jadi acara terkeren selama Adanya acara serupa di JURDIKMAT. Hahaha.. cek it out ya..

              LAMDA 2013 atau Latihan Kepemimpinan Anggota Muda tahun 2013 baru saja dilaksanakan. Kegiatan yang mengusung tempat di Alam dengan suasana kekeluargaan ini diselenggarakan dalam dua Hari, yakni pada 19-20 Oktober 2013.

            Rangkaian acara LAMDA resmi dibuka oleh Pembina kemahasiswaan Bapak Dr. H. Sufyani Prabawanto,M.Ed pada jum’at 18 Oktober 2013.  Dalam kegiatan ini, Peserta LAMDA yang terdiri dari Mahhasiswa Baru Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013 ini disuguhkan beragam informasi mengenai kemahasiswaan dalam suasana Alam dan Kekeluargaan yang kental.


            Dalam praktiknya, persiapan panitia yang matang membawa LAMDA 2013 sebagai Acara Terbaik sepanjang acara ini dilaksanakan, Tutur Alumni JURDIKMAT UPI yang turut hadir untuk memberikan materi ‘Perkenalan Alumni’. Sebab menurut mereka tahun ini adalah tahun 2013 adalah tahun dengan peserta LAMDA terbanyak, yakni 103 peserta yang keseluruhannya mengikuti acara dengan baik.

            Sedangkan tujuan LAMDA yang Mengacu pada Tujuan LKM 2013 mengenai ‘PERSAUDARAAN dan Kemampuan SPEAK-UP’ ini dinilai cukup berhasil. Dimana Para peserta yang terus di[antau progresnya telah menjadi Pribadi yang berkarakter Berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, dan Menjadi Pribadi yang saling bersaudara antar sesama Teman satu angkatan dan terhadap Kakak tingkatnya.



            Dalam Acara LAMDA 2013 ini Panitia menyuguhkan Upacara Api Unggun dimana api unggun biasanya digunakan untuk mengusir Binatang Buas di alam bebas,  yang menyiratkan bahwa Sikap Kekanakan dan Sikap Buruk yang ada pada setiap individu mampu hilang seiring Latihan Kepemimpinan ini berakhir. Sementara Api unggun sedang berlangsung sari balik Tenda dikegelapan Subuh, Lampion cantik mulai menyembul keatas yang memukau setiap peserta dan mempererat suasana persudaraan antar mahasiswa Jurusan pendidikan Matematika. Saat Seluruh Perhatian terpukau Pada Lampion Terbang, Panitia menganalogikan hal tersebut sebagai simbol harapan kita yang melambung tinggi, dan bersama-sama berkumpul diangkasa untuk menuju Kehidupan yang lebih baik dan Lebih Luas lagi.

            Rangkaian LAMDA 2013 Telah berakhir menyisahkan Kenangan indah bagi setiap Peserta yang mengikutinya. Pasca kegiatan ini, Panitia berharap Keberasamaan dan rasa persaudaraan serta kemampuan Berbicara peserta semakin Baik hingga mampu mengantarkan mereka menjadi Mahasiswa Matematika yang Tak hanya mampu berpikir kritis namun mampu mengutarakan apa yang ada dalam Pikirannya.

Selasa, 15 Oktober 2013

Idul Adha Tanpa Keluarga (Tahun Kedua)

Selasa, Oktober 15, 2013
               Hai teman-teman, apa kabar ?. pagi tadi kau ngejalanin sholat Idul Adha kedua tanpa keluargaku. Bareng Ijal, temanku. Kita berangkat pukul 6 lebih dan mencari tempat sholat di daerah kami, karena ini pertama kalinya kami sholat di daerah Itu (KPAD-GERLONG).

                Pada saat diperjalanan kami mengikuti orang-orang yang berbondong-bondong pergi sholat, samapai akhirnya kami menemukan Bahwa Lokasi Sholatnya adalah di Lapangan Sepakbola.

                Perjuangan belum usai, Pada waktu kami datang kami langsung ambil wudhu di Masjid terdekat dan kemudian menuju Lapangan. Terkejut dan ngerasa aneh si, sebab sholatnya tanpa Tikar artinya jamaah bawa alas sendiri, aku dan Ijal yang tidak mengerti aturan main ini bingung, karena kita hanya membawa sajadah saja, kecuali aku yang juga membawa kain Songket Melayu. Kalau di Dearahku , saat kita sholat dilapangan maka Warga sekitar membawa Tikar yang besar yang memuat banyak orang, tapi pada kesempatan kali ini, mereka hanya membawa Koran beberapa lembar untuk Diri mereka sendiri, aku sendiri segan untuk meminta dari mereka.


                Mulanya aku dan ijal berusaha mencari orang yang jualan Koran, tapi rupanya tidak ada sama sekali. Dan aku sendiri dalam hati sempat ingin pindah tempat sholat saja. Karena Lokasi Lapngan yang rumput-rumputnya basah ditambah Tak ada Warga yang seperti warga di Daerahku membawa alas yang besar.




                Karena waktu yang mepet pada akhirnya aku memilih untuk nekad tanpa tikar atau Koran, aku hamparkan kain songket Hitam-Hijau ku sebagai alas dan diatasnya aku letakkan sajadah biru yang sesuai dengan Pakaian melayu Biru yang aku kenakan pagi tadi.





                Sampai sholat berakhir aku masih saja kepikiran hal ini, Ada ratusan jemaah sholat yang semuanya membentangkan Koran. Ah.. bagaimana nanti ya, pikirku.. sampai waktu khutbah berkhir. Kami semua serempak berdiri dan Menuju pintu keluar lapangan sembari berdesakan mengantri.. tampak sepanjang mata memandang di lapangan itu penuh dengan sampah Koran yang ditinggalkan begitu saja oleh Mereka.


                Oh, idul adhaku kali ini tak beda jauh dengan yang lalu, ada kekesalan sendiri kalau tahun sebelumnya bermasalah dengan air, sekarang dengan alas.. aku semkain bersyukur karena aku pernah berada ditengah-tengah warga Di daerahku sana, dimana Mereka membawa tikar untuk dikenakan bersama, efeknya selesai sholat lapangan tetap bersih dan menurutku juga mereka sang empunya tikar akan mendapatkan pahala dari Allah sebab membiarkan barang miliknya dikenakan untuk bersujud kepadanya..

                Ah, Idul adha selalu mengisahkan hal yang Menyedihkan.. ditambah lagi sejak pagi Keluargaku Tak menelponku.. aku hanya sempat sms mengucapkan selamat hari raya Idul Adha..
                Oke, Ada kisah apa ya di Idul adhaku tahun depan ?..
mm.. semoga Allah selalu melindungiku.. J


_WENDA ALIFULLOH_Bandung 15 Oktober 2013_ 

Senin, 14 Oktober 2013

Idul Adha Tanpa Keluarga

Senin, Oktober 14, 2013
Idul Adha Tanpa Keluarga
(Wenda Alifulloh)

Tahun ini adalah tahun kedua aku di Bandung, Sejak pada tahun sebelumnya aku dnyatakan sebagai Mahasiswa Di Universitas Pendidikan Indonesia. dan seperti biasa, Idul Adha tahun ini adalah idul adha kedua aku tanpa Keluargaku yang ada di Riau Sana.

                Buat kamu yang mau kisahku tahun lalu, bisa cek disini, atau Puisi yang membuat banyak teman-temanku menangis Ada disini.

                Sejak 2 hari lalu, kampusku sudah libur, Tapi kali ini beda. Biasanya walaupun libur aku masih bisa ngeliat lalu lalang kehidupan mahasiswa di Kampus, tapi pada libur kali ini, Aku benar-benar menemukan Lapangan Parkir didepan Gymnasium yang sangat amat Luas menjadi Kosong dan benar-benar Bersih. Nggak bisa di pungkiri agak ‘sakit’ si, siapa orang yang tidak ternyuh ketika harus Merayakan hari Raya di Rantau. Ditambah lagi, kesulitan-kesulitan dari tahun-ketahun semakin berat.

                Memang, teknologi handphone membuat kita Mampu berkomunikasi dengan keluarga kita, sekalipun itu jauh. Aku pun melakukan itu, tapi aku nggak munafik bahwa Hati juga turut bergetar kala suara Bunda di seberang pulau sana menyebut nama kita dengan suara nyaris menangis.



                2 bulan lalu aku bersama mereka, dan dipenghujung kebersamaan kami aku bahkan masih terisak, nggak malu meskipun usiaku sudah 19 tahun. Tapi mungkin naluri bungsu dan anak yang selalu dapat kasih sayang dari keluarga membuat aku nggak Malu. Dalam percakapan malam itu, mama menangis karena Baru saja Idul Fithri kita berkumpul namun segera aku harus m=kembali untuk menuntut ilmu ditempat yang jauh dari keluarga. Aku sedih juga. Bahkan aku inget banget ketika malam itu aku bilang sama mama,
“Ma.. kalau aku boleh milih, Untuk Terus Jadi anak Kecil mama, aku lebih memilih itu. dari pada aku harus tumbuh dewasa. Aku memilih untuk terus kecil dan selalu dalam pelukan mama, tapi ini kehidupan yang harus aku jalani ma.. kita harus belajar kuat,”.

                Kata-kata itu nggak pernah aku lupakan. Dan yang paling buat aku nggak kuat adalah, saat idul adha pasti mama telepon ngomongin soal makanan, dia nangis setiap makan tanpa aku, Setiap ngebuat makanan kesukaanku..

                Ah ma, Malam ini aku baik-baik saja ma, Bahkan aku senantiasa baik dalam baluutan doa dan kasihmu. Aku tau malam tadi aku telah buat engkau menangis karena keadaan ini. Maafkan aku. Mama harus percaya kalau aku mampu melakukan semua kisah yang tertulis untuk hidupku.

Aku sayang mama. Dan terus lah sehat untuk menyokongku, Untuk membuat Catatan kecil di Depan mataku yang berbunyi,
“PERCEPAT STUDI, KELUARGA MENANTI DISANA!”.


_Wenda Alifulloh, Idul Adha Tanpa Keluarga. Bandung 2013_

Minggu, 13 Oktober 2013

WENDA ALIFULLOH Produksi 2021