Rabu, 12 Juni 2013

Surat Untuk Bunda

Bunda...
apa kabarmu malam ini,
seminggu lalu, saat aku berkunjung kerumahtua kita.
selepas berbulan-bulan kita berpisah.
kita masih saling berpelukan bukan ?

Bunda.. kenapa dua minggu bersamamu terasa begitu singkat.
waktu terasa begitu cepat berputar.
padahal rindu ini masih belum luntur kepadamu.

Bunda..
malam ini adalah hari kelimaku kembali rantau,
kau tau apa yang aku lakukan, sekarang ?
aku menangis bunda. sambil membuat surat ini.

bunda...
aku dahulu saat memutuskan untuk merantau ke kota kembang untuk menuntut ilmu, tidak begitu sedih.
bahkan hal itu setelah delapanbelas tahun, aku selalu dalam naungan tanganmu.

lalu bunda..
setibanya aku dari rumah tua kita itu..
selepas membuang banjiran rindu padamu, ayah dan kakak.
perasaan itu muncul.
aku terjatuh..

Bunda...
malam ini aku sedih.
aku khuwatir akan usaha kita yang bertombak di aku..
aku takut engkau akan kecewa bunda.
aku ingin menangis sejadi-jadinya..
kalau saja aku tak ingat aku lelaki.

Bunda..
engkau masak apa malam ini ?
apakah Telur goreng yang gosong karena engkau menyambinya saat memasak sambil membungkus butiran rupiah.
untuk bekal masadepanku itu..

Bunda, Baru lima hari aku meninggalkanmu dan rumah tua kita..
Jika aku tak jadi mengambil Tumpukan Kewajiban yang aku ceritakan sambil menangis dulu itu, apa kau akan kecewa ?

ahh. bunda, kau bilang aku untuk tidak memaksakan kemampuan.
tapi aku tahu dari nadamu berbicara, kau inginkan aku.

bunda... sayang,,
apa kau akan marah jika aku kembali pulang kerumah tua kita. ?
apa sambutanmu akan sama seperti 3 minggu lalu saat aku pulang ?

bunda...
aku minta maaf..
aku tidak bisa menjadi yang terbaik....
aku hanya berusaha untuk itu,,
aku berharap doamu..
setelah aku tahu, tak banyak yang aku lakukan..

Bunda....
peluk aku malam ini,
sebebelum cahaya mentari Pagi membangunkanku..
dari Mimpi ini..

Bunda..
jangan menangis membaca ini, atau saat kau mendengar aku ingin menangis disini,
karena saat kau menangisiku, aku menjadi anak yang tak berguna karena tak mampu memelukmu secara langsung.

Bunda...
kau Luar Biasa,
salam Untuk ayah tercinta, yang juga mendengarkan surat ini disampingmu dengan mata berkaca-kaca..

*Kota Kembang 3 Sha'Ban 1434 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Budayakan Berkomentar yang Baik, Sopan, dan Ramah, Sesuai Budaya Indonesia.

WENDA ALIFULLOH Produksi 2021