Ciptakan Citra Guru Lulusan UPI yang ASIC (Always Stand In Class)
WENDA ALIFULLOH
Kamis, Mei 22, 2014
Oleh : Wenda
Alifulloh
Ketua
Departemen Pengembangan Akademik (DPA BEM HIU 2014)
Pendidikan
Matematika-FPMIPA.
Dewasa ini profesi sebagai guru
sudah bukan lagi sebuah Profesi yang kurang menarik, karena sudah tingginya
penghargaan Pemerintah Republik Indonesia Terhadap para pencipta insan cendekia
Itu. Mulai dari penghasilan guru yang terbilang mencukupi kebutuhan hidup,
hingga tambahan penghasilan dari tunjangan dan sertifikasi, bahkan untuk
beberapa guru yang berkompeten di bidang lain diluar keguruan, pemerintah
memberikan jalan untuk mengembangkannya. Misalnya dengan memberikan beasiswa
melanjutkan kuliah baik di dalam maupun diluar negeri, atau bimbingan Learning
Studies di Universitas-universitas Terkemuka yang menunjang bidang Kompetensi
yang dimiliki oleh guru-guru tersebut. Karena itulah kini banyak sekali
universitas baru yang mendirikan jurusan keguruan, bahkan universitas yang
telah lama berkiprah di Indonesia baik negeri maupun swasta-pun berlomba-lomba
menciptakan jurusan keguruan terbaik dan Terdepan serta siap terjun di
lapangan.
Universitas Pendidikan Indonesia,
yang sejatinya adalah Universitas Pelopor dan Unggul sudah tidak dipungkiri
lagi merupakan Universitas terbaik dalam pengadaan tenaga pendidik di republik
ini. Citra universitas yang sangat baik dalam pengadaan guru membawa banyak
pandangan positif dan nilai tambah bagi setiap lulusannya. Karena itu sebagai
salah satu lulusan maupun calon lulusan dari universitas terbaik ini, sudah
saatnya bagi kita untuk tidak hanya menumpang image yang sudah terlanjur
melekat dalam pencitraan Universitas. Sudah saatnya kita benar-benar bersedia
untuk memberikan image baru terhadap tenaga pendidik lulusan Universitas
Pendidikan Indonesia ini. Tidak sulit, cukup dimulai dari diri kita dan secara
perlahan kita coba untuk turunkan pada generasi-generasi selanjutnya.
Cara
ASIC (Always Stand In Class) dapat menjadi sebuah cara yang membanggakan dan
menimbulkan image baru bagi lulusan universitas kita ini. Caranya sangat mudah dan
siapapun dapat melakukannya, yakni pada saat kita mengajar dikelas mengajarlah
dengan terus berdiri selama pelajaran berlangsung, baik saat menerangkan,
memperhatikan siswa yang maju, maupun saat berdialog. Dengan melakukan cara itu
kita mendapat beberapa keuntungan, baik
untuk pribadi maupun untuk almamater kita. yaitu :
1.
Dengan ASIC, kita sebagai guru akan
mendapatkan pandangan yang positif dari siswa. Terlebih dengan melakukan ASIC kemungkinan
respect siswa akan lebih besar terhadap guru. Dan perasaan respect itu dapat
menghantarkan murid menuju rasa ‘cinta’ terhadap guru dan pelajaran yang
diajarkan oleh guru sehingga siswa akan lebih mudah belajar. Cara kita yang
ASIC itu dapat pula kita jadikan sebagai Ciri-ciri dan kekhasan kita dalam
mengajar. Dan tentunya dengan citra yang kita tebarkan itu, orang akan tahu
bahwa guru lulusan Universitas Pendidikan Indonesia adalah lulusan yang benar-benar
beda dari lulusan Perguruan tinggi keguruan lain.
2.
Jika kita melakukan Cara ASIC dalam
mengajar, Tentunya hal ini akan menjadi sebuah pembeda dengan guru-guru lain
yang ada dalam suatu lembaga pendidikan yang sama dimana kita bekerja. Dan cara
ASIC yang kita terapkan dalam mengajar sehari-hari tidak menutup kemungkinan
untuk dapat diadopsi oleh guru-guru lain, mengingat cara ASIC ini dapat
menunjukan secara tersirat kepada peserta didik bahwa sang guru sedang
bersemangat untuk mengajar mereka. Dibandingkan apabila guru dominan duduk.
3.
Dengan melakukan cara ASIC dalam
mengajar, kita dapat bergerak bebas dan leluasa dalam kelas, dapat mengetahui
kondisi kelas dengan baik dan dapat mengawasi siswa secara intensif dalam
belajar. Dengan demikian kita mendapat satu bonus anggapan yang lain, yakni
kita sebagai guru yang perhatian dan peka terhadap siswa dan isu lingkungan
siswa. Dengan kita perhatian dan peka terhadap siswa, maka mereka akan lebih
nyaman dalam berinteraksi dengan kita. Kita pun dapat diterima dengan baik oleh
mereka, sebagai guru yang menjadi Pendidik, Pengajar, Sahabat, Tempat curhat
dan Orangtua bagi mereka.
Selain tiga
kelebihan cara ASIC diatas, masih ada begitu banyak keuntungan dari penerapan
Cara ini yang akan kita dapatkan. Cara ASIC ini dapat menjadi suatu cara yang
tidak ada kurikulumnya dalam mata kuliah, namun menjadi suatu Ilmu yang dapat
mencirikan Pendidik lulusan Universitas Pendidikan Indonesia. Sebenarnya cukup
mudah untuk melakukan cara ini, cukup dengan mengasumsikan bahwa kita adalah
guru kompeten lulusan Universitas Terbaik dalam pengadaan guru sehingga harus
membangun pandangan yang baik sebagai budaya Universitas yang diturunkan. Yang
terpenting dari kita berani mencoba dan berani berbeda dengan para guru lain
maka citra baik akan hadir untuk kita dan untuk universitas tercinta ini dapat
tertangkap dalam sekali menepuk.
Di beberapa
negara cara ASIC ini sudah sering diterapkan oleh pengajar disekolah. Mereka
sangat atraktif dalam mengajar, sehingga terlihat semangat dan menggebu-gebu
dalam mendidik siswanya.
Jadi, mari
mulai dari sekarang kita coba untuk menjadi guru ASIC sebagai sebuah tuntutan
kompetensi dalam mendidik. Tetap pancarkan kharismamu dan tarik nafas panjang
serta teruslah bersabar, akhirnya Selamat mengajar untukmu wahai para Guru
Terbaik. (Wenda Alifulloh)